Minggu, 22 Juni 2008

PERGERAKAN NASIONAL

A. BUDI UTOMO (BU)

Pada abad ke-19 situasi ekonomi di Jawa semakin memburuk. Hal Ini disebabkan eksploitasi kolonial politik liberal dan politik etis. Westernisasi yang gendar dilakukan oleh pemerintah colonial mengakibatkan perubahan-perubahan social yang terjadi dalam masyarakat tidak dapat dibentung. Di satu pihak, keuntungan yang diperoleh pemerintah colonial dialirkan ke Negeri Belanda, sedang di pihak lain, kemelaratan dan kesengsaraan makin menimpa masyarakat Indonesia.

  1. Latar Belakang Munculnya Organisasi Budi Utomo

Akibat Politik Etis mengandung usaha-usaha untuk memajukan pengajaran, pada decade abad ke-20 terdapat kekurangan dana belajar bagi anak-anak Indonesia. Keadaanini menimbulkan keprihatinan Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk menghimpun dana. Pada tahun 1906-1907 dilakukan propaganda keliling Pulau Jawa. Ide Dr. Wahidin Sudirohusodo itu diterima dan dikembangkan oleh Sutomo, seorang mahasiswa School Tot Opleiding Voor Inlandsche Arsten (STOVIA). Akhirnya Sutomo dan kawan-kawannya mendirikan Budi Utomo di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908.

Untuk merealisasikannya diperlukan pengajaran bagi orang Jawa, agar mendapat kemajuan dan tidak melupakan usaha membangkitkan kembali kultur jawa. Jadi tradisi dan kultur Jawa dikombinasikan dengan edukasi Barat.

  1. Perkembangan Organisasi Budi Utomo

Kelahiran organisasi Budi Utomo menimbulkan bermacam reaksi dari kalangan orang-orang Belanda. Namun ada yang berpendapat bahwa Budi Utomo lahir sebagai renaissance atau kebangkitan budaya Indonesia. Akan tetapi kelompok Priyayi yang sudah mapan menolak kehadiran Budi Utomo sehingga para Priyayi itu para Bupati membentuk perkumpulan Regent Bond Setia Mulia (1908) di Semarang. Perkumpulan ini muncul dengan tujuan untuk mencegah cita-cita Budi Utomo yang dianggap mengganggu stabilitas kedudukan social mereka. Senaliknya di kalangan bupati yang progresi seperti Tirto Kusumo dari karang anyar sangat mendukung kebedaraan Budi Utomo.

  1. Kehancuran

terjadi perpisahan antara kelompok moderat dan radikal dalam Budi Utomo. Akbatnya pengaruh Budi Utomo semakin berkurang, sehingga pada tahun 1935 organisasi ini bergabung dengan organisasi lain menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra). Sejak saat itu Budi Utomo terus mundur dari arena politik dan kembali pada keadaan sebelumnya. Bagaimana pun Budi Utomo dengan segala kekuranganya telah mewakili aspirasi politik pertama dair rakyat jawa kea rah kebangkitan dan juga aspirasi rakyat Indonesia. Hampir semua gerakan nasionalis Indonesia pada permulaan abad ke-20 mempunyai kontak dengan organisasi ini.

B. SAREKAT ISLAM

Sarekat islam pada awalnya adalah perkumpulan pedagang-pedagang islam yang diberi nama Sarekat Dagang Islam. Perkumpulan ini didirikan Haji Samanhudi tahun 1911 di kota Solo. Berdirinya perkumpulan ini bermaksud menghimpun para pedagang islam agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang barat maupun timur

a. Latar Belakang

Dibawah pemimpin Haji Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat, sehingga perkumpulan ini menjadi berarti dan berpengaruh. Perkumpulan tersebut semakin berkembang pesat ketika Tjokroaminoto memegang tampuk pimpinan dan mengubah nama perkumpulan menjadi Sarekat Islam

  1. Tujuan dan Perkembangan Sarekat Islam

Tujuah utama Si pada awal berdirinya adalah menghidupkan kegaitan ekonomi pedagang islam Jawa. Keadaan hubungan yang tidak harmonis antara jawa dan cina mendorong pedagang-pedagang Jawa untuk bersatu menghadapi pedagang-pedagang Cina. Di samping itu, agam islam merupakan factor pengikat dan penyatu kekuatan pedagang-pedagang islam.

Tujuan utama sarekat islam untuk mengembangkan perekonomian berkali-kali telah ditekankan oleh pemimpinnya yang terkemuka, yaitu Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Ia adalah seorang orator yang cakap dan bijak. Kebun Binatang Surabaya 26 Januari 1913, ia menegaskan bahwa tujuan sarekat islam adalah menghidupkan jiwa dagang bangsa Indonesia,s erta memperkuat ekonominjya agar mampu bersaing dengan bangsa asing dan membebaskan ketergantungan eknonomi dari bangsa asing. Untuk meningkatkan kehidupan ekonomi SI, cita-cita itu mendapatkan sambutan yang luar biasa. Oleh karena itu pengaruh SI semakin meluas di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam waktu kurang dari satu tahun, SI sudah menjadi organisasi massa.

Pemerintah hindia belanda merasa khawatir terhadap perkembangan serikat islam yang begitu pesat. Sarekat islam dianggap membahayakan keduudkan pemerintah hindia belanda, karena ia mampu memobilisasikan massa. Namun gubernur jendal indenburg (1906-1916) tidak menolak kehadiran sarekat islam, tetapi muncul pertanyaan : mengapa tiba-tiba sarekat islam menjadi besar? Apa motivasi organisasi itu? Inilah yang menjadi tanda Tanya besar bagi Indenburg. Walaupun diketahui bahwa pada awalnya sarekat isla loyal pada pemerintah, tetapi ia tetap tidak percaya.

Keanggotaan sarekat islam semakin luar. Bagi gubernur jenderal, hal tersebut merupakan kenyatan bahwa orang-orang bumi putera mulai memikirkan nasibnya sendiri dan inilah permulaan kesadaran bangsa Indonesia dari tidurnya.reaksi yang datang dari orang-orang Belanda yang kebetulan berada di eropa mengejutkan bahwa sarekat isla identik dengan kesalahan Idenburg.

Kalangan pangreh praja berpendapat bahwa perkembangan sarekat islam harus diterima secara wajar, tetapi di pihak lain kehadirannya merupakan ancaman bagi keamanan dan ketertiban. Para Bupati yang prorang mengharuskan pangreh praja menjadi anggota sarekat islam dan dianggap mengurangi kewibawaan dan mengancam kedudukannya.

  1. Kehancuran

Pada kongres Sarekat Islam ketiga tahun 1918 di Surabaya, pengaruh sarekat islam semakin luas. Sementara itu, pengaruh Semaun menjalar ke tubuh sarekat islam. Ia berpendapat bahwa pertentangan yang terjadi bukan antara penjajah, terjajah, tetapia antara kapitalis buruh. Oleh karena itu, perlu memobilisasikan kekuatan buruh dan tani di samping tetap memperluas pengajaran Islam.

C. INDISCHE PARTIJ (IP)

Keistimewaan Indische Partij adalah usianya yang pendek, tetapi anggaran dasarnya dijadikan program politik pertama di Indonesia. Organisasi didirikan oleh E. F. E. Douwes Dekker di Bandung.pada tanggal 25 Desember 1912 dan merupakan organisasi campuran indo dengan bumi putera. Douwes Dekker ingin melanjutkan Indische Bond, organisasi campuran asia dan eropa yang berdiri sejak tahun 1898. Indische Partij sebagai organisasi politik semakin bertambah kuat setelah bekerja sama dengan Dr. tcipto mangoenkoesoemo dan suwardi suryaningrat. Ketiga tokoh ini kemudian dikenal dengan sebutan “tiga serangkai”

a. Latar Belakang berdirinya Indische Partij sebagai organisasi campuran yang menginginkan adanya kerja sama indo dan bumi putra. Hal ini disadari benar karena jumlah orang indo sangat sedikit, maka diperlukan adanya kerjasama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat. Di samping itu juga disadari betapapun baiknya usaha yang dilaksanakan orang indo tidak akan mendapat tanggapan rakyat tanpa adanmya bantuan orang bumi putera.

E.F.E Douwes Dekker dapat dikatakan memiliki segalanya. Akalnya terang otak tajamnya dan jiwanya kritis tekadnya teguh, sedang keberaniannya untuk melahirkan segala yang terkandung dalam hatinya yang sangat besar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Rupanya pengalaman hiduonya itu yang menjiwai gerakan politiknya.

b. Perkembangan

E.F.E Douwes Dekker berpendapat bahwa hanya melalui kesatuan aksi melawan colonial bangsa Indonesia dapat mengubah system yang berlaku juga keadilan bagi sesama suku bangsa merupakan keharusan dan pemerintahan. Pada waktu itu terdapat antitesis antara penjajah dan terjajah penguasa dan dikuasasi, E.F.E Douwes Dekker berpendapat setiap gerakan politik haruslah menjadikan kemerdekaan yang merupakan tujuan akhir. Pendapatnya disalurkan melalui majalah Het Tifdschrift dan surat kabar De. Expres

Sementara itu, E.F.E Douwes Dekker banyak berhubungan dengan para pelajar STOVIA di Jakarta. Karena ia menjadi redaktur Bataviaasch Nieuwsblad maka tidak mengherankan kalau ia banyak berkenalan dan memberi kesempatan kepada penulis-penulis muda dan surat kabar.

D. PARTAI KOMUNIS INDONESIA

Dalam kongres nasional sarekat islam sudah dibicarakan masalah penggabungan prinsip-prinsip islam dan sosialisme. Sosialisme dipandang sebagai lambing kemodernan yang berlawan dengan imperialisme.

a. Latar Belakang Munculnya PKI

Gerakan islam modern akan membawa keadilan social, kemakmuran dan kemerdekaan bangsa terjajah. Tanggung jawab memperkenalkan pikiran itu disimpulkan kepada sekelompok kecil marxis belanda yang ada di Indonesia. Mereka mendirikan Indische Social Vereeniging yaitu perhimpunan social masyarakat hindia. Pendiri organisasi adalah orang belanda, sedangkan dari pihak Indonesia adalah semauan (saat menjabat sebagai ketua SI cabang Semarang). ISDV berusaha mengadakan hubungan dengan Indische Partij dan Sarekat Islam agar dapat mendekatkan rakyat, tetapi tidak berhasil.

Sneevliet terus berupaya mendapatkan tokoh yang berpengaruh pada perkumpulan orang Indonesia yang berwibawa di mata masyarakat untuk meneruskan ajaran yang dibawanya kepada massa. Akhirnya pikiran itu jatuh pada SI yang mempunyai massa besar dan menerima pikiran radikal, dan dapat bergabung dengan ISDV. Pengikut ISDV ini pada tahun 1917 membentuk fraksi dalam SI, sehingga menghawatirkan pimpinan SI.

b. Perkembangan

Radikalisme kaum komunis menyebabkan pemerintah mengusir orang-orang Belanda pendiri ISDV dari Indonesia. Terjadilah pergantian pimpinan organisasi itu dan pada Mei 1920 diganti namanya menjadi Perserikatan Komunis Hindia dan pada tahun 1924 diubah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia. Komunisme mudah menarik bangsa-bangsa terjajah karena merasa akan dibebaskan. Itulah sebabnya komunisme mendapat sambutan tidak sedikit di Indonesia. Pada tahun 1920 PKI bergabung dengan Comintern (Communist Internasional) yang merupakan forum dan pusat eksekutif bagi partai-partai komunis seluruh dunia.

c. Kehancuran

PKI hancur dalam proses perebutan kekuasaan dan pemerintah melakukan penindasan secara besar-besaran. Pemerintah mendirikan tempat pembuangan pemberontak dan kader-kadernya di Boven Digul. Selanjutnya.Agar tidak terjadi pemberontakan serupa pemerintah menindak tegas pelaku pemberontakan dan kegiatannya sangat dibatasi hingga tidak mungkin ada pemimpin komunis yang dapat menyebarkan idiologinya secara sah.

Dapat disebutkan disini bahwa ada 13.000 orang yang ditangkap pemerintah, 4.500 orang dihukum, dan 1.300 orang dibuang ke Digul.PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara illegal melakukan kegiatan politiknya. Pemimpin PKI di luar Indonesia mendirikan Partai Repoblik Indonesia (PARI).Samaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk mendukung aksi revolusioner Indonesia.

E. TAMAN SISWA

Pada tahun 1922 lahirlah Perguruan Taman Siswa yang dipimpin oleh Suryadi Suryaningrat, seorang kerabat istana Pakualaman. Ia adalahsalah seorang dari “tiga serangkai” bersama Doues Dekker dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo yang memainkan peran penting dalam perkara Comite boemi poetera pada tahun 1913. Oleh karena itu, ia menulis karangan “Aks ik een Nedelander was”. Sebuah karangan yang mengeritik pemerintah yang tidak tahu malu. Tulisannya merupakan awal dari pemikiran politikIndonesia yang berwawasan nasional.

a) Latar Belakang Berdirinya Taman Siswa.

Berbeda dengan BU, TS (Taman Siswa) yang lahir empat belas tahun kemudian merupakan organisasi yang bertujuan mengembangkan edukasi dan cultural, tetapi direalisasikan dengan baik. Artinya, TS tidak berhenti pada ide saja tetapi betul-betul melaksanakan ide tersebut. Berdirinya sekolah-sekolah di lingkungan TS adalah bukti dari edukasi nasional dan pengembangan Kebudayaan Nasional adalahkreasi TS, yang keduanya merupakan senjata ampuh dalam menghadapi dominasi colonial.

b) Perkembangan Taman Siswa.

TS mengetahui dengan jelas bahwa pendidikan nasional merupakan alat untuk membuat persemaian golongan nasionalis. Melalui pendidikan yang berjenjang di lingkungan TS itu dihasilkan elit cultural yang akan berperan besar dalam pergerakan nasional. Sejalan dengab perkembangan sekolah-sekolah swasta , bukan saja yang dikelola oleh TS, juga banyak yang dikelola organisasi, persemaian golongan nasionalis semakin meluas. Keadaan seperti ini dikhawatirkan oleh pemerintah karena dengan dibiarkannya sekolah swasta berarti memberi peluang kepada perluasan nasionalisme Indonesia yang secara tidak langsung akan menghancurkan kolonialisme di Indonesia.

F. MUHAMMADIYAH

Gerakan pembaruan yang bersifat reformis dan modernis Islam juga mempengaruhi K.H. Achmad Dahlan. Kemudian ia menjadi pendiri perkumpulan Muhammadiyah. K.H. Achmad Dahlan memulai gerakan pembaruan dengan menginsafkan beberapa orang keluarga dan teman sejawatnya terdekat di Yogyakarta (kampong Kauman). Diajak untuk berpikir secara baru dalam penyajian agama dan ceramah, kemudian tanggal 18 Nopember 1912 ia mendirikan perkumpulan Muhammadiyah di Yogyakarta.

a) Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

Pengurus pertama dari Perserikatan Muhammadiyah (Muhammadiyah berarti Umat dan Pengikutnya) terdiri dari K.H. Achmad Dahlan, Abdullah Sirad, H. Ahmad, H. Abdurachman, R.H. Sorkawi, H. Muhammad, R.H. Jallani, H. Anis, dan H.M. Fakih. Tujuannya adalah sebagai tanggapan atas saran yang diajukan oleh murid-muridnya dan oleh beberapa anggota Budi Utomo, misalnya Mas Raji, murid sekolah Kweekschool di Yogyakarta dan R. Sastra Suganda, guru sekloah Kweekschool. K.H. Achmad Dahlan pada tahun 1909 menjadi anggota Budi Utomo agar dapat memberi pelajaran agama kepada para anggota Budi Utomo.

b) Perkembangan Muhammadiyah

Muhammadiyah berpendapat bahwa dasar agama Islam adalah Al-Qur’an dan Hadist yang ditafsirkan secara mutakhir. K.H. Achmad Dahlan menolak sikap Taklid (tunduk secara membuta) pada pernyataan dan tindakan orang lain, dengan tujuan untuk dapat mengajarkan agama Islam diantara para anggotanya. Dengan demikian, Muhammadiyah dapat dianggap sebagai perkumpulan Islam yang modernis.

Pada tanggal 20 Desember 1912 K.H.A. Dahlan mengajukan surat permohonan badan hukum bagi Muhammadiyah kepada Gubernur Jenderal dan permintaan ini dikabulkan dengan surat ketetapan (Gouvernement Besluit) No. 81 tanggal 22 Agustus 1914, yang hanya memberi izin bagi Muhammadiyah untuk daerah Yogyakarta.

c) Kehancuran

Di Surabaya, seorang pedagang Minangkabau yang bernama Pakih Hasyim telah mengadakan tablig yang bersifat pembaruan, sehingga di Surabaya didirikan cabang Muhammadiyah atas saran dari Haji Mansur. Demikian juga dengan perkumpulan lain seperti Al Munir dan Siratal Mustaqim di Makassar, Al Hidaya di Garut, Sidiq Amanat Tablig Fathonah di Solo, dan Sensi Aman Tiang Selamat yang didirikan oleh Haji Rasul di Sumatra Barat. Semua perkumpulan itu melebur diri menjadi cabang dari Muhammadiyah.

G. PARTAI NASIONAL INDONESIA

Lahirnya PNI dilatarbelakangi oleh situasi sosio-politik yang kompleks dan mau tidak mau organisasi ini harus dapat menyesuaikan diri dengan orientasi baru. Pemberontakan PKI tahun 1926 membangkitkan semangat baru untukmenyusun kekuatan baru dalam menghadapi pemerintah. Pengembangan perbaikan cara menghadapi pemerintah colonial harus dilakukan oleh generasi kemudian. Mereka berkesimpulan bahwa penggunaan kekerasan tidak akan membawa hasil, seperti PKI yang akhirnya dibubarkan dan pemimpinnya dibuang ke Boven Digul.

a. Latar Belakang Berdirinya PNI

Setelah kegagalan pemberontakan PKI, Sujadi wakil PI di Indonesia dengan cepat memberitahukan kepada Moh Hatta. Bersama-sama dengan Iskaq dan Budiarto, ia bergerak membentuk partai sesuai dengan rencana PI. Sebelum Moh Hatta merealisasikan pembentukan partai baru yang dikendalikan dari negeri Belanda. Kelompok studi Bandung dan Surabaya memperoleh momentum yang tepat. Pada awal tahun 1927 terbentuk partai baru yaitu PNI (Partai Nasional Indonesia) yang didirikan oleh Ir. Soekarno sebagai wakil dari kelompok-kelompok nasionalis di Indonesia.

b. Perkembangan PNI

Pemerintahan Hindia Belanda mengawasi dengan ketat perkembangan PNI, meskipun pada waktu itu gerakannya masih dalam taraf kewajaran. Namun propaganda- propaganda Bung Karno yang menarik mendapat dukungan masyarakat dan hal inilah yang menyebabkan PNI berkembang pesat, sehingga Gubernur Jenderal dalam pembukaan sidang Dewan Rakyat (15 Mei 1928) memandang perlu memberi peringatan kepada pemimpin PNI, supaya menekan diri dalam ucapan dan propagandanya. Tetapi mereka tidak menghiraukannya, Juli 1929 pemerintah memberikan peringatan kedua dan akhir 1929 tersiar kabar bersfat provokasi, bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan pada awal tahun 1930. berdasarkan berita itu pemerintah menangkap pemimpin-pemimpin PNI, yaitu Ir. Soekarno, Maskun, Gatot Mangkupraja, dan Supriadinata pada tanggal 24 Desember 1929. Soekarno ditangkap sepulang dari menghadiri Kongres PPPKI di Surakarta (pada waktu itu, ia masih ada di Yogyakarta). Perkara Soekarno dan kawan-kawan baru sembilan bulan kemudia diajukan ke Pengadilan Landraad Bandung.

c. Kehancuran

Sartono segera menyelenggarakan kongres luar biasa, yaitu membahas pembubaran PNI dan membahas pendirian partai baru. Partai baru itu adalah partai sekuler dan non-kooperatif.partai itu bernama Partai Indonesia atau Partindo dan Sartono dipercaya sebagai pemimpin partai.

Pada hakekatnya Partindo adalah PNI dengan nama lain. Namun Partindo tidak dapat menyamai massa kejayaan PNI, ia lebih menekankan Swadaya, kooperasi, dan Swadesi. Swadesi bukan hanya salah satu cara untuk menyokong industri dalam negeri,tetapi juga merupakan upaya mengembalikan semangat kebangsaan.

Partindo aktif menyelenggarakan pertemuan-pertemuan untuk mendukung tercapainya kooperasi dan untuk menduku

PERGERAKAN NASIONAL

A. BUDI UTOMO (BU)

Pada abad ke-19 situasi ekonomi di Jawa semakin memburuk. Hal Ini disebabkan eksploitasi kolonial politik liberal dan politik etis. Westernisasi yang gendar dilakukan oleh pemerintah colonial mengakibatkan perubahan-perubahan social yang terjadi dalam masyarakat tidak dapat dibentung. Di satu pihak, keuntungan yang diperoleh pemerintah colonial dialirkan ke Negeri Belanda, sedang di pihak lain, kemelaratan dan kesengsaraan makin menimpa masyarakat Indonesia.

  1. Latar Belakang Munculnya Organisasi Budi Utomo

Akibat Politik Etis mengandung usaha-usaha untuk memajukan pengajaran, pada decade abad ke-20 terdapat kekurangan dana belajar bagi anak-anak Indonesia. Keadaanini menimbulkan keprihatinan Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk menghimpun dana. Pada tahun 1906-1907 dilakukan propaganda keliling Pulau Jawa. Ide Dr. Wahidin Sudirohusodo itu diterima dan dikembangkan oleh Sutomo, seorang mahasiswa School Tot Opleiding Voor Inlandsche Arsten (STOVIA). Akhirnya Sutomo dan kawan-kawannya mendirikan Budi Utomo di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908.

Untuk merealisasikannya diperlukan pengajaran bagi orang Jawa, agar mendapat kemajuan dan tidak melupakan usaha membangkitkan kembali kultur jawa. Jadi tradisi dan kultur Jawa dikombinasikan dengan edukasi Barat.

  1. Perkembangan Organisasi Budi Utomo

Kelahiran organisasi Budi Utomo menimbulkan bermacam reaksi dari kalangan orang-orang Belanda. Namun ada yang berpendapat bahwa Budi Utomo lahir sebagai renaissance atau kebangkitan budaya Indonesia. Akan tetapi kelompok Priyayi yang sudah mapan menolak kehadiran Budi Utomo sehingga para Priyayi itu para Bupati membentuk perkumpulan Regent Bond Setia Mulia (1908) di Semarang. Perkumpulan ini muncul dengan tujuan untuk mencegah cita-cita Budi Utomo yang dianggap mengganggu stabilitas kedudukan social mereka. Senaliknya di kalangan bupati yang progresi seperti Tirto Kusumo dari karang anyar sangat mendukung kebedaraan Budi Utomo.

  1. Kehancuran

terjadi perpisahan antara kelompok moderat dan radikal dalam Budi Utomo. Akbatnya pengaruh Budi Utomo semakin berkurang, sehingga pada tahun 1935 organisasi ini bergabung dengan organisasi lain menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra). Sejak saat itu Budi Utomo terus mundur dari arena politik dan kembali pada keadaan sebelumnya. Bagaimana pun Budi Utomo dengan segala kekuranganya telah mewakili aspirasi politik pertama dair rakyat jawa kea rah kebangkitan dan juga aspirasi rakyat Indonesia. Hampir semua gerakan nasionalis Indonesia pada permulaan abad ke-20 mempunyai kontak dengan organisasi ini.

B. SAREKAT ISLAM

Sarekat islam pada awalnya adalah perkumpulan pedagang-pedagang islam yang diberi nama Sarekat Dagang Islam. Perkumpulan ini didirikan Haji Samanhudi tahun 1911 di kota Solo. Berdirinya perkumpulan ini bermaksud menghimpun para pedagang islam agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang barat maupun timur

a. Latar Belakang

Dibawah pemimpin Haji Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat, sehingga perkumpulan ini menjadi berarti dan berpengaruh. Perkumpulan tersebut semakin berkembang pesat ketika Tjokroaminoto memegang tampuk pimpinan dan mengubah nama perkumpulan menjadi Sarekat Islam

  1. Tujuan dan Perkembangan Sarekat Islam

Tujuah utama Si pada awal berdirinya adalah menghidupkan kegaitan ekonomi pedagang islam Jawa. Keadaan hubungan yang tidak harmonis antara jawa dan cina mendorong pedagang-pedagang Jawa untuk bersatu menghadapi pedagang-pedagang Cina. Di samping itu, agam islam merupakan factor pengikat dan penyatu kekuatan pedagang-pedagang islam.

Tujuan utama sarekat islam untuk mengembangkan perekonomian berkali-kali telah ditekankan oleh pemimpinnya yang terkemuka, yaitu Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Ia adalah seorang orator yang cakap dan bijak. Kebun Binatang Surabaya 26 Januari 1913, ia menegaskan bahwa tujuan sarekat islam adalah menghidupkan jiwa dagang bangsa Indonesia,s erta memperkuat ekonominjya agar mampu bersaing dengan bangsa asing dan membebaskan ketergantungan eknonomi dari bangsa asing. Untuk meningkatkan kehidupan ekonomi SI, cita-cita itu mendapatkan sambutan yang luar biasa. Oleh karena itu pengaruh SI semakin meluas di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam waktu kurang dari satu tahun, SI sudah menjadi organisasi massa.

Pemerintah hindia belanda merasa khawatir terhadap perkembangan serikat islam yang begitu pesat. Sarekat islam dianggap membahayakan keduudkan pemerintah hindia belanda, karena ia mampu memobilisasikan massa. Namun gubernur jendal indenburg (1906-1916) tidak menolak kehadiran sarekat islam, tetapi muncul pertanyaan : mengapa tiba-tiba sarekat islam menjadi besar? Apa motivasi organisasi itu? Inilah yang menjadi tanda Tanya besar bagi Indenburg. Walaupun diketahui bahwa pada awalnya sarekat isla loyal pada pemerintah, tetapi ia tetap tidak percaya.

Keanggotaan sarekat islam semakin luar. Bagi gubernur jenderal, hal tersebut merupakan kenyatan bahwa orang-orang bumi putera mulai memikirkan nasibnya sendiri dan inilah permulaan kesadaran bangsa Indonesia dari tidurnya.reaksi yang datang dari orang-orang Belanda yang kebetulan berada di eropa mengejutkan bahwa sarekat isla identik dengan kesalahan Idenburg.

Kalangan pangreh praja berpendapat bahwa perkembangan sarekat islam harus diterima secara wajar, tetapi di pihak lain kehadirannya merupakan ancaman bagi keamanan dan ketertiban. Para Bupati yang prorang mengharuskan pangreh praja menjadi anggota sarekat islam dan dianggap mengurangi kewibawaan dan mengancam kedudukannya.

  1. Kehancuran

Pada kongres Sarekat Islam ketiga tahun 1918 di Surabaya, pengaruh sarekat islam semakin luas. Sementara itu, pengaruh Semaun menjalar ke tubuh sarekat islam. Ia berpendapat bahwa pertentangan yang terjadi bukan antara penjajah, terjajah, tetapia antara kapitalis buruh. Oleh karena itu, perlu memobilisasikan kekuatan buruh dan tani di samping tetap memperluas pengajaran Islam.

C. INDISCHE PARTIJ (IP)

Keistimewaan Indische Partij adalah usianya yang pendek, tetapi anggaran dasarnya dijadikan program politik pertama di Indonesia. Organisasi didirikan oleh E. F. E. Douwes Dekker di Bandung.pada tanggal 25 Desember 1912 dan merupakan organisasi campuran indo dengan bumi putera. Douwes Dekker ingin melanjutkan Indische Bond, organisasi campuran asia dan eropa yang berdiri sejak tahun 1898. Indische Partij sebagai organisasi politik semakin bertambah kuat setelah bekerja sama dengan Dr. tcipto mangoenkoesoemo dan suwardi suryaningrat. Ketiga tokoh ini kemudian dikenal dengan sebutan “tiga serangkai”

a. Latar Belakang berdirinya Indische Partij sebagai organisasi campuran yang menginginkan adanya kerja sama indo dan bumi putra. Hal ini disadari benar karena jumlah orang indo sangat sedikit, maka diperlukan adanya kerjasama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat. Di samping itu juga disadari betapapun baiknya usaha yang dilaksanakan orang indo tidak akan mendapat tanggapan rakyat tanpa adanmya bantuan orang bumi putera.

E.F.E Douwes Dekker dapat dikatakan memiliki segalanya. Akalnya terang otak tajamnya dan jiwanya kritis tekadnya teguh, sedang keberaniannya untuk melahirkan segala yang terkandung dalam hatinya yang sangat besar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Rupanya pengalaman hiduonya itu yang menjiwai gerakan politiknya.

b. Perkembangan

E.F.E Douwes Dekker berpendapat bahwa hanya melalui kesatuan aksi melawan colonial bangsa Indonesia dapat mengubah system yang berlaku juga keadilan bagi sesama suku bangsa merupakan keharusan dan pemerintahan. Pada waktu itu terdapat antitesis antara penjajah dan terjajah penguasa dan dikuasasi, E.F.E Douwes Dekker berpendapat setiap gerakan politik haruslah menjadikan kemerdekaan yang merupakan tujuan akhir. Pendapatnya disalurkan melalui majalah Het Tifdschrift dan surat kabar De. Expres

Sementara itu, E.F.E Douwes Dekker banyak berhubungan dengan para pelajar STOVIA di Jakarta. Karena ia menjadi redaktur Bataviaasch Nieuwsblad maka tidak mengherankan kalau ia banyak berkenalan dan memberi kesempatan kepada penulis-penulis muda dan surat kabar.

D. PARTAI KOMUNIS INDONESIA

Dalam kongres nasional sarekat islam sudah dibicarakan masalah penggabungan prinsip-prinsip islam dan sosialisme. Sosialisme dipandang sebagai lambing kemodernan yang berlawan dengan imperialisme.

a. Latar Belakang Munculnya PKI

Gerakan islam modern akan membawa keadilan social, kemakmuran dan kemerdekaan bangsa terjajah. Tanggung jawab memperkenalkan pikiran itu disimpulkan kepada sekelompok kecil marxis belanda yang ada di Indonesia. Mereka mendirikan Indische Social Vereeniging yaitu perhimpunan social masyarakat hindia. Pendiri organisasi adalah orang belanda, sedangkan dari pihak Indonesia adalah semauan (saat menjabat sebagai ketua SI cabang Semarang). ISDV berusaha mengadakan hubungan dengan Indische Partij dan Sarekat Islam agar dapat mendekatkan rakyat, tetapi tidak berhasil.

Sneevliet terus berupaya mendapatkan tokoh yang berpengaruh pada perkumpulan orang Indonesia yang berwibawa di mata masyarakat untuk meneruskan ajaran yang dibawanya kepada massa. Akhirnya pikiran itu jatuh pada SI yang mempunyai massa besar dan menerima pikiran radikal, dan dapat bergabung dengan ISDV. Pengikut ISDV ini pada tahun 1917 membentuk fraksi dalam SI, sehingga menghawatirkan pimpinan SI.

b. Perkembangan

Radikalisme kaum komunis menyebabkan pemerintah mengusir orang-orang Belanda pendiri ISDV dari Indonesia. Terjadilah pergantian pimpinan organisasi itu dan pada Mei 1920 diganti namanya menjadi Perserikatan Komunis Hindia dan pada tahun 1924 diubah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia. Komunisme mudah menarik bangsa-bangsa terjajah karena merasa akan dibebaskan. Itulah sebabnya komunisme mendapat sambutan tidak sedikit di Indonesia. Pada tahun 1920 PKI bergabung dengan Comintern (Communist Internasional) yang merupakan forum dan pusat eksekutif bagi partai-partai komunis seluruh dunia.

c. Kehancuran

PKI hancur dalam proses perebutan kekuasaan dan pemerintah melakukan penindasan secara besar-besaran. Pemerintah mendirikan tempat pembuangan pemberontak dan kader-kadernya di Boven Digul. Selanjutnya.Agar tidak terjadi pemberontakan serupa pemerintah menindak tegas pelaku pemberontakan dan kegiatannya sangat dibatasi hingga tidak mungkin ada pemimpin komunis yang dapat menyebarkan idiologinya secara sah.

Dapat disebutkan disini bahwa ada 13.000 orang yang ditangkap pemerintah, 4.500 orang dihukum, dan 1.300 orang dibuang ke Digul.PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara illegal melakukan kegiatan politiknya. Pemimpin PKI di luar Indonesia mendirikan Partai Repoblik Indonesia (PARI).Samaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk mendukung aksi revolusioner Indonesia.

E. TAMAN SISWA

Pada tahun 1922 lahirlah Perguruan Taman Siswa yang dipimpin oleh Suryadi Suryaningrat, seorang kerabat istana Pakualaman. Ia adalahsalah seorang dari “tiga serangkai” bersama Doues Dekker dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo yang memainkan peran penting dalam perkara Comite boemi poetera pada tahun 1913. Oleh karena itu, ia menulis karangan “Aks ik een Nedelander was”. Sebuah karangan yang mengeritik pemerintah yang tidak tahu malu. Tulisannya merupakan awal dari pemikiran politikIndonesia yang berwawasan nasional.

a) Latar Belakang Berdirinya Taman Siswa.

Berbeda dengan BU, TS (Taman Siswa) yang lahir empat belas tahun kemudian merupakan organisasi yang bertujuan mengembangkan edukasi dan cultural, tetapi direalisasikan dengan baik. Artinya, TS tidak berhenti pada ide saja tetapi betul-betul melaksanakan ide tersebut. Berdirinya sekolah-sekolah di lingkungan TS adalah bukti dari edukasi nasional dan pengembangan Kebudayaan Nasional adalahkreasi TS, yang keduanya merupakan senjata ampuh dalam menghadapi dominasi colonial.

b) Perkembangan Taman Siswa.

TS mengetahui dengan jelas bahwa pendidikan nasional merupakan alat untuk membuat persemaian golongan nasionalis. Melalui pendidikan yang berjenjang di lingkungan TS itu dihasilkan elit cultural yang akan berperan besar dalam pergerakan nasional. Sejalan dengab perkembangan sekolah-sekolah swasta , bukan saja yang dikelola oleh TS, juga banyak yang dikelola organisasi, persemaian golongan nasionalis semakin meluas. Keadaan seperti ini dikhawatirkan oleh pemerintah karena dengan dibiarkannya sekolah swasta berarti memberi peluang kepada perluasan nasionalisme Indonesia yang secara tidak langsung akan menghancurkan kolonialisme di Indonesia.

F. MUHAMMADIYAH

Gerakan pembaruan yang bersifat reformis dan modernis Islam juga mempengaruhi K.H. Achmad Dahlan. Kemudian ia menjadi pendiri perkumpulan Muhammadiyah. K.H. Achmad Dahlan memulai gerakan pembaruan dengan menginsafkan beberapa orang keluarga dan teman sejawatnya terdekat di Yogyakarta (kampong Kauman). Diajak untuk berpikir secara baru dalam penyajian agama dan ceramah, kemudian tanggal 18 Nopember 1912 ia mendirikan perkumpulan Muhammadiyah di Yogyakarta.

a) Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

Pengurus pertama dari Perserikatan Muhammadiyah (Muhammadiyah berarti Umat dan Pengikutnya) terdiri dari K.H. Achmad Dahlan, Abdullah Sirad, H. Ahmad, H. Abdurachman, R.H. Sorkawi, H. Muhammad, R.H. Jallani, H. Anis, dan H.M. Fakih. Tujuannya adalah sebagai tanggapan atas saran yang diajukan oleh murid-muridnya dan oleh beberapa anggota Budi Utomo, misalnya Mas Raji, murid sekolah Kweekschool di Yogyakarta dan R. Sastra Suganda, guru sekloah Kweekschool. K.H. Achmad Dahlan pada tahun 1909 menjadi anggota Budi Utomo agar dapat memberi pelajaran agama kepada para anggota Budi Utomo.

b) Perkembangan Muhammadiyah

Muhammadiyah berpendapat bahwa dasar agama Islam adalah Al-Qur’an dan Hadist yang ditafsirkan secara mutakhir. K.H. Achmad Dahlan menolak sikap Taklid (tunduk secara membuta) pada pernyataan dan tindakan orang lain, dengan tujuan untuk dapat mengajarkan agama Islam diantara para anggotanya. Dengan demikian, Muhammadiyah dapat dianggap sebagai perkumpulan Islam yang modernis.

Pada tanggal 20 Desember 1912 K.H.A. Dahlan mengajukan surat permohonan badan hukum bagi Muhammadiyah kepada Gubernur Jenderal dan permintaan ini dikabulkan dengan surat ketetapan (Gouvernement Besluit) No. 81 tanggal 22 Agustus 1914, yang hanya memberi izin bagi Muhammadiyah untuk daerah Yogyakarta.

c) Kehancuran

Di Surabaya, seorang pedagang Minangkabau yang bernama Pakih Hasyim telah mengadakan tablig yang bersifat pembaruan, sehingga di Surabaya didirikan cabang Muhammadiyah atas saran dari Haji Mansur. Demikian juga dengan perkumpulan lain seperti Al Munir dan Siratal Mustaqim di Makassar, Al Hidaya di Garut, Sidiq Amanat Tablig Fathonah di Solo, dan Sensi Aman Tiang Selamat yang didirikan oleh Haji Rasul di Sumatra Barat. Semua perkumpulan itu melebur diri menjadi cabang dari Muhammadiyah.

G. PARTAI NASIONAL INDONESIA

Lahirnya PNI dilatarbelakangi oleh situasi sosio-politik yang kompleks dan mau tidak mau organisasi ini harus dapat menyesuaikan diri dengan orientasi baru. Pemberontakan PKI tahun 1926 membangkitkan semangat baru untukmenyusun kekuatan baru dalam menghadapi pemerintah. Pengembangan perbaikan cara menghadapi pemerintah colonial harus dilakukan oleh generasi kemudian. Mereka berkesimpulan bahwa penggunaan kekerasan tidak akan membawa hasil, seperti PKI yang akhirnya dibubarkan dan pemimpinnya dibuang ke Boven Digul.

a. Latar Belakang Berdirinya PNI

Setelah kegagalan pemberontakan PKI, Sujadi wakil PI di Indonesia dengan cepat memberitahukan kepada Moh Hatta. Bersama-sama dengan Iskaq dan Budiarto, ia bergerak membentuk partai sesuai dengan rencana PI. Sebelum Moh Hatta merealisasikan pembentukan partai baru yang dikendalikan dari negeri Belanda. Kelompok studi Bandung dan Surabaya memperoleh momentum yang tepat. Pada awal tahun 1927 terbentuk partai baru yaitu PNI (Partai Nasional Indonesia) yang didirikan oleh Ir. Soekarno sebagai wakil dari kelompok-kelompok nasionalis di Indonesia.

b. Perkembangan PNI

Pemerintahan Hindia Belanda mengawasi dengan ketat perkembangan PNI, meskipun pada waktu itu gerakannya masih dalam taraf kewajaran. Namun propaganda- propaganda Bung Karno yang menarik mendapat dukungan masyarakat dan hal inilah yang menyebabkan PNI berkembang pesat, sehingga Gubernur Jenderal dalam pembukaan sidang Dewan Rakyat (15 Mei 1928) memandang perlu memberi peringatan kepada pemimpin PNI, supaya menekan diri dalam ucapan dan propagandanya. Tetapi mereka tidak menghiraukannya, Juli 1929 pemerintah memberikan peringatan kedua dan akhir 1929 tersiar kabar bersfat provokasi, bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan pada awal tahun 1930. berdasarkan berita itu pemerintah menangkap pemimpin-pemimpin PNI, yaitu Ir. Soekarno, Maskun, Gatot Mangkupraja, dan Supriadinata pada tanggal 24 Desember 1929. Soekarno ditangkap sepulang dari menghadiri Kongres PPPKI di Surakarta (pada waktu itu, ia masih ada di Yogyakarta). Perkara Soekarno dan kawan-kawan baru sembilan bulan kemudia diajukan ke Pengadilan Landraad Bandung.

c. Kehancuran

Sartono segera menyelenggarakan kongres luar biasa, yaitu membahas pembubaran PNI dan membahas pendirian partai baru. Partai baru itu adalah partai sekuler dan non-kooperatif.partai itu bernama Partai Indonesia atau Partindo dan Sartono dipercaya sebagai pemimpin partai.

Pada hakekatnya Partindo adalah PNI dengan nama lain. Namun Partindo tidak dapat menyamai massa kejayaan PNI, ia lebih menekankan Swadaya, kooperasi, dan Swadesi. Swadesi bukan hanya salah satu cara untuk menyokong industri dalam negeri,tetapi juga merupakan upaya mengembalikan semangat kebangsaan.

Partindo aktif menyelenggarakan pertemuan-pertemuan untuk mendukung tercapainya kooperasi dan untuk mendukung Swadesi bagi seluruh rakyat serta mencari dukungan di lingkungan buruh. Sementara itu, pemimpin Partindo masih menanti-nantikan pembebasan Soekarno, karena ia dianggap mampu membangkitkan daya juang dan emosi yang dibutuhkan untuk memperkuat militansi anggotanya. Partindo banyak menghadapi kesulitan karena pada tahun 1937 anggotanya hanya berjumlah 3000 orang dan sangat sedikit jika dibandingkan dengan anggota PNI yang berjumlah 10.000 orang tahun 1929.

ng Swadesi bagi seluruh rakyat serta mencari dukungan di lingkungan buruh. Sementara itu, pemimpin Partindo masih menanti-nantikan pembebasan Soekarno, karena ia dianggap mampu membangkitkan daya juang dan emosi yang dibutuhkan untuk memperkuat militansi anggotanya. Partindo banyak menghadapi kesulitan karena pada tahun 1937 anggotanya hanya berjumlah 3000 orang dan sangat sedikit jika dibandingkan dengan anggota PNI yang berjumlah 10.000 orang tahun 1929.

Tidak ada komentar: