Selasa, 20 Mei 2008

BAHAYA NARKOBA PADA GENERASI MUDA

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Munculnya arus globalisasi dan informasi mengakibatkan jarak negara dan jarak budaya makin tipis saja. Orang dapat menyaksikan peristiwa yang terjadi di negara yang jaraknya jauh cukup dengan duduk di depan televisi. Berbagai budaya dari berbagai negara sering ditampilkan pula di layar televisi. Ada budaya asing yang baik dan pantas di tiru. Akan tetapi, ada pula budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Salah satunya adalah narkoba. Penggunaan narkoba di kalangan generasi muda harus diakui sebagai efek negatif dari arus globalisasi.

Makalah ini akan membahas bahaya narkoba bagi generasi muda. Persoalan ini dirasa penting karena generasi muda adalah tulang punggung negara, baik dan tidaknya, maju dan mundurnya di tentukan kwalitas generasi mudanya.

2. Rumusan Masalah

Makalah ini terrumus dalam pertanyaan :

a. Apakah penyebab terjadinya para generasi muda yang menggunakan narkoba?

b. Bagaimana Bahaya yang timbul akibat pemakaian narkoba?

c. Apa alternative pemecahan terhadap bahaya narkoba bagi generasi muda?

3. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Untuk memberikan deskripsi tentang penyebab, akibat dan alternative pemecahan terhadap bahaya narkoba yang mengancam generasi muda

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Penyebab Orang Menyalah Gunakan Narkoba Diantaranya :
    1. Dasar Agama Tidak Kuat

Pendidikan agama sangat dominan melindungi anak dari pengaruh luar menyalah gunakan Narkoba. Karena ajaran agama baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan lain-lain melarang umatnya melakukan perbuatan yang merusak dirinya. Dasar agama yang pernah ditanamkan sejak kecil akan menjadi perisai bagi dirinya untuk menolak sesuatu yang merusak akhlak. Akan tetapi anak-anak yang tidak pernah mendapatkan pendidikan agama sangat rawan melakukan tindakan kriminal seperti pecandu narkoba, minum-minuman keras dan lain-lain.

    1. Komunikasi Dua Arah Antara Orang Tua Dan Anak Sangat Jarang

Di dalam keluarga antara Ibu Bapak dan anak selalulah dijalani komunikasi yang berkesinambungan. Jangan sekali-kali komunikasi antara ayah dan anak atau ibu dan anak terputus. Tidak boleh ada kepakuman komunikasi antara mereka. Nah disinilah awal dari malapetaka itu. Ketika kemudian datanglah temannya bergabung untuk menghilangkan rasa suntuk yang dialaminya di rumah yang menurutnya tidak menyenangkan.

Bila hal ini terjadi maka si anak akan mencari jalan keluar untuk menyenangakan dirinya. Mencari teman teman yang dapat berkomunikasi membuat dirinya senang. Nah disinilah awal dari malapetaka itu. Ketika kemudian datanglah temannya bergabung untuk menghilangkan rasa suntuk yang di alaminya di rumah yang menurutnya tidak menyenangkan.

Bila si anak pulang dari sekolah tidak sebagai mana biasanya atau pulang larut malam, wajib diselidiki kenapa ia pulang terlambat.s ekali didiamkan percayalah akan berulang kali dilakukannya. Kesempatan beginilah yang menjadi akibat seseorang itu terpengaruh oleh teman-temannya yang lepas kontrol. Setelah anak berperilaku beda dari pada kebiasaannya barulah si orang tua sadar anaknya sudah korban narkoba. Apa mau di kata sesal kemudian tidak berguna.

    1. Pengaruh Di Lingkungan/ Sekolah/ Kampus

Zaman sekarang sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang lebih keren disebut Unversitas bukanlah semata-mata lahan menimba ilmu pengetahuan, tetapi lahan subur peredaran gelap dan penyalah gunaan narkoba, oleh para siswa/ mahasiswa. Pada mulanya institasi ini tempat meninggalkan kecerdasan dan intelegensi, guna menempa sumber daya manusia, akhirnya tercemar oleh kepentingan sesaat jangka pendek orang-orang jahil yang mengeruk keuntungan.

data yang diperoleh Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional menunjukkan fakta yang sangat memprihatinkan yaitu 85 % dari 6,5 juta orang pengguna narkoba di Indonesia umumnya mahasiswa dan dibuka seminar nasional. “Melahirkan pemimpin masa depan generasi muda bebas narkoba” di Cibubur Jakarta.

    1. Karena mode gaul, biar kelihatannya percaya diri (pede) enggak mau kalah dengan orang lain.
    2. Bisnis narkoba yang menjanjikan keuntungan yang sangat besar para pelakunya.
    3. Kemungkinan adanya skenario besar untuk menghancurkan calon pemimpin di masa depan.

Oleh karena itu sejak dini perlu dipersiapkan generasi penerus yang sehat fisik maupun mental bebas dari pengaruh narkoba dan memiliki kemampuan menghadapi persaingan global

Di kalangan kampus sendiri perlu di bangun jaringan kerja untuk tindakan preventif terhadap mereka yang sudah terkontaminasi. Tanpa jaringan kerja yang kuat dari segala lini terutama pemerintah,penanggulangan bahaya narkoba hanya bersifat temporer saja.

    1. Tidak adanya lagi pendidikan budi pekerti, budaya malah pendidikan kesenian dimarjinalkan. Padahal pendidikan seni dapat membentuk manusia berhati mulia berbudi luhur.
    2. Pengaruh Lingkungan

Peranan lingkungan sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan jiwa pribadi. Seseorang bila masyarakat di lingkungan itu sulit berkepribadian santun, ramah dan komunikatif. Maka pada umumnya anak-anak satupun keluhan baik-baik pintar dan cerdas tidak mudah terpengaruh dengan perbuatan tercela.

Akan tetapi sebaliknya pula bila masyarakat lingkungan itu bersifat apatis, egois dan tidak mau tahu apa yang terjadi dalam lingkungannya maka dengan sendirinya lingkungan ini tidak kondusif dan tidak pula komunikatif. Maka hal yang beginilah jaringan para Bandar narkoba itu dengan mudah menjalankan bisnis barang haramnya.

    1. Putus Sekolah

Rutinitas kegaitan ini beralih pada kegiatan pengedar barang haram narkoba. Pengangguran yang bertambah setiap tahunnya lapangan kerja tidak tersedia malah mendadak PHK membuat orang bingung dan beralih menjadi agen narkoba.

    1. Tersedianya Tempat Hiburan

Tersedia tempat hiburan seperti bar, cafĂ©, diskotik yang tidak begitu terkontrol menjadikan pasar bursa narkoba pasar prilaku seks terselubung semakin marak, yang sangat menjanjikan. Sering adanya hiburan malam dimana penyajiannya menenggak koplo, xtc dan lain-lain, tanpa malu lagi mereka lalu melepas busananya satu persatu, hingga nyaris bugil. Apabila pil yang ditenggak mulai beraksi masyarakat penggemar medan sekitar menyebutnya “Mak Lampir”

    1. Industri Pariwisata

Industri pariwisata mempunyai peran yang signifikan meluasnya peredaran narkoba, khususnya heroin, shabu-shabu yang dibawa wisatawan manca Negara.

    1. Lemahnya Hukum

Lemahnya hukum di Negara kita dapat membuat para Bandar narkoba bias berbuat semaunya. Apalagi bila di iming-imingi dengan imbalan. Celakanya aparat hukum itu sendiri yang menjadi pengguna dan malahan menjadi Bandar pula. Seperti kejadian pada tanggal 2 Agustus 2002. Harian Republik Indonesia “polusi tangkap syaraf jaksa pemakai narkoba.” Tiga orang staf kejaksaan negeri Jakarta Barat di tangkap Polda Metrojaya.

Presiden Mega Wati Soekarno Putri pernah perintahkan Hukum Mati bagi bandar narkoba telah menjadi kenyataan. Mudah-mudahan dengan dilaksanakan hukuman mati bagi bandar narkoba dapat membuat rasa jera bagi mereka yang beruntung tidak divonis mati.

Ayodya Prasad Chaubey warga negara India merupakan orang pertama diesksekusi mati oleh regu tembak dalam kasus 12 kg heroin. Disusul pula dua teman seprospesi di eksekusi mati di hadapan regu tembak, Saelow Praseart dan Namsong Surilak warga negara Thailand

    1. Budaya Import

Budaya import sangat dominant mempengaruhi kawasan muda generasi kita. Remaja kita cepat meniru nudaya ummat yang tidak sesuai sehingga apa yang dilihatknya melalui media elektronik seperti televise, internet dan lain-lain cepat di serapnya tanpa pertimbangan baik buruknya yang penting trend, sehingga nilai-nilai budaya kita tercemar dan tidak dipedulikan lagi karena dianggap kuno. Lebih memilih pergaulan bebas (free sex) yang terakhir keperluan ODHA (orang dengan HIV/AIDS)

  1. Bahaya Yang Ditimbul Akibat Dari Pemakaian Narkoba

Ada beberapa macam bahaya yang timbul akibat pemakaian narkoba antara lain sebagai berikut :

    1. Riang ria berlebihan, kalau dipancing ketawa ia akan ketawa berkepanjangan, walau tidak ada yang merasa lucu.
    2. Merasa percaya diri, tidak perduli terhadap lingkungan
    3. Nafsu makan bertambah besar sedangkan bekerja malas, sehingga tubuh menjadi kurus kering.
    4. Egonya tinggi, merasa dirinya perlu dilebihkan
    5. Tidak ada rasa sopan santun di dalam atau di luar rumah.
    6. Terkadang mata sayu, merah melotot, penglihatan kabur, dan jalan sempoyongan.
    7. Bila berada sendirian mengalami halusinai/ menghayal. Banyak keringat,mual-mual, muntah-muntah, mencret dan terkadang susah tidur.
    8. Apabila kelebihan menghisap ganja (overdosis) maka ia akan gelisah yang amat sangat dan curiga yang mendalam. Pemusatan pikirannya ambruk sehingga mengakibatkan putus sekolah, atau dipecat dari tempat pekerjaannya.

Menurut para pecandu ganja ini, pada mulanya mereka menghisap guna menimbulkan inspirasi atau ide cemerlang dan sekaligus melepaskan diri dari beban kegaulan atau permasalahan yang tidak teratasi

  1. Alternatif Pemecahan Terhadap Bahaya Narkoba Bagi Generasi Muda

Seandainya anak kita setelah melalui test unre terlibat dalam penyalah gunaan narkoba, atau atas perngakuannya sendiri maka perlulah upaya-upaya kita lakukan sebagai berikut :

1. Berdo’alah kepada sang Khaliq untuk mendapatkan ketenangan dan kesabaran menghadapi musibah ini.

Ajaklah si anak berkomuniaksi dua arah ketika sedang makan bersama, atau sedang duduk santai seolah-olah tidak ada yang begitu serius.

2. Jangan menimbulkan rasa emosi ketika berdialog dengan anak tersebut dan bertanya dengan ramah dan menyenangkan dirinya.

3. Katakanlah bahwa kejadian ini bukanlah aib melainkan musibah atau korban dari orang jahat yang menggodanya.

Ciptakan rasa kasih sayang dan rpihatin atas deritanya dan semua ikut merasa prihatin.

4. Setelah berdialog dari hati ke hati antara orang tua dan anak, barulah diminta ia bercerita, kenapa ia sampai jadi korban. Dengan catatan tidak akan dimarahi atau di isolasi. Apabila telah tersentuh oleh sikap kita yang kondusif, ia akan menceritakan pengalamannya hingga mendetail barulah kita sirami ia dengan nasihat keagamaan, kesehatan dan kesadaran hukum.

5. Tanamkan dasar agama pada dirinya bahwa barang yang merusak diri di larang agama.

6. Tanamkan perlu menjaga kesehatan karena penyalah gunaan narkoba, merusak jasmani dan rohani. Apalah arti lahir ke dunia bila kita menanggung derita menyusahkan diri, keluarga sanak saudara.

7. Tanamkan arti hidup di dunia. Bahwa hidup kita harus bermanfaat bagi seluruh alam ini. Kalaunya kita sendiri merana ini merupakan bala bagi alam.

8. Tanamkan kesadaran hukum (kadar hukum) Karena siapa yang menanam, menyimpan, mengedarkan, menyalah gunakan atau memperjual belikan akan di hukum berat sesuai dengan undang-undang Narkotika Psikotropika.

BAB III

PENUTUP

Faktor yang menyebabkan orang menyalah gunakan narkoba, diantaranya : dasar agama yang tidak kuat,komunikasi dua arah antara orang tua dan anak sangat jarang tidak mau tahu, pergaulan dalam lingkungan/ sekolah/ kampus, pengaruh miltu (masyarakat lingkungan), budaya global yang masuk via elektronik, media cetak. Bahaya yang timbul akibat narkoba : riang ria, merasa percaya diri, nafsu makan bertambah besar sedangkan bekerja malas, egonya tinggi, tidak ada rasa sopan santun, terkadang mata sayu, bila berada sendirian mengalami halusinasi, overdosis. Alternatif pemecahannya yaitu : berdo’a kepada sang Khaliq, orang tua jangan menimbulkan emosi, menyatakan bahwa kejadian ini bukanlah aib melainkan musibah, di minta ia bercerita kenapa ia sampai jadi korban, menanamkan dasar agama, menanamkan perlunya menjaga kesehatan, menanamkan arti hidup di dunia dan menanamkan kesadaran hukum

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BAHAYA NARKOBA BAGI GENERASI MUDA”. Walaupun masih jauh dari sempurna.

Penulis juga banyak mengucapkan terima kasih kepada smeua pihak yang telah membimbing dan membagikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri.

Padangsidimpuan, April 2008

Penulis

DEWI SURYANA

“BAHAYA NARKOBA BAGI GENERASI MUDA”

BAB I

PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG

Munculnya arus globalisasi dan informasi mengakibatkan jarak negara dan jarak budaya makin tipis saja. Orang dapat menyaksikan peristiwa yang terjadi di negara yang jaraknya jauh cukup dengan duduk di depan televisi. Berbagai budaya dari berbagai negara sering ditampilkan pula di layar televisi. Ada budaya asing yang baik dan pantas di tiru. Akan tetapi, ada pula budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Salah satunya adalah narkoba. Penggunaan narkoba di kalangan generasi muda harus diakui sebagai efek negatif dari arus globalisasi.

Makalah ini akan membahas bahaya narkoba bagi generasi muda. Persoalan ini dirasa penting karena generasi muda adalah tulang punggung negara, baik dan tidaknya, maju dan mundurnya di tentukan kwalitas generasi mudanya.

  1. PERMASALAHAN
    1. Apa penyebab para generasi muda menggunakan narkoba?
    2. Apakah bahaya yang ditimbulkan apabila generasi muda memakai narkoba?
    3. Bagaimana cara penangkalan terhadap bahaya narkoba bagi generasi muda?
  2. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Untuk memberikan deskripsi tentang penyebab, akibat dan alternative pemecahan terhadap bahaya narkoba yang mengancam generasi muda

BAB II

PEMBAHASAN

Masalah penyalah gunaan narkoba dikalangan generasi muda sudah semakin meluar. Dalam makalah ini hanya akan di bahas tentang penyalah gunaan narkoba dikalangan generasi muda.

  1. Penyebab Timbulnya Penyalah Gunaan Narkoba

Para generasi muda banyak menggunakan narkoba ditimbulkan oleh beberapa hal yaitu :

  1. Dasar Agama Tidak Kuat

Pendidikan agama sangat dominan melindungi anak dari pengaruh luar menyalah gunakan Narkoba. Karena ajaran agama baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan lain-lain melarang umatnya melakukan perbuatan yang merusak dirinya. Dasar agama yang pernah ditanamkan sejak kecil akan menjadi perisai bagi dirinya untuk menolak sesuatu yang merusak akhlak. Akan tetapi anak-anak yang tidak pernah mendapatkan pendidikan agama sangat rawan melakukan tindakan kriminal seperti pecandu narkoba, minum-minuman keras dan lain-lain.

  1. Komunikasi 2 Arah Antara Orang Tua Dan Anak Sangat Jarang

Di dalam keluarga antara Ibu Bapak dan anak selalulah dijalani komunikasi yang berkesinambungan. Jangan sekali-kali komunikasi antara ayah dan anak atau ibu dan anak terputus. Tidak boleh ada kepakuman komunikasi antara mereka.

Bila hal ini terjadi maka si anak akan mencari jalan keluar untuk menyengkan dirinya. Mencari teman yang dapat berkomuniaksi membuat dirinya senang. Disinilah awal dari malapetaka itu. Ketika kemudian datanglah temannya bergabung untuk menghilangkan rasa suntuk yang dialaminya di rumah yang menurutnya tidak menyenangkan.

Bila si anak pulang dari sekolah tidak sebagai mana biasanya atau pulang larut malam, wajib diselidiki kenapa ia pulang terlambat.s ekali didiamkan percayalah akan berulang kali dilakukannya. Kesempatan beginilah yang menjadi akibat seseorang itu terpengaruh oleh teman-temannya yang lepas kontrol. Setelah anak berperilaku beda dari pada kebiasaannya barulah si orang tua sadar anaknya sudah korban narkoba. Apa mau di kata sesal kemudian tidak berguna

  1. Pengaruh Di Lingkungan Sekolah/ Kampus

Zaman sekarang sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang lebih keren disebut Unversitas bukanlah semata-mata lahan menimba ilmu pengetahuan, tetapi lahan subur peredaran gelap dan penyalah gunaan narkoba, oleh para siswa/ mahasiswa. Pada mulanya institasi ini tempat meninggalkan kecerdasan dan intelegensi, guna menempa sumber daya manusia, akhirnya tercemar oleh kepentingan sesaat jangka pendek orang-orang jahil yang mengeruk keuntungan.

  1. Karena mode gaul, biar kelihatannya percaya diri (pede) enggak mau kalah dengan orang lain.
  2. Bisnis narkoba yang menjanjikan keuntungan yang sangat besar para pelakunya.
  3. Kemungkinan adanya skenario besar untuk menghancurkan calon pemimpin di masa depan.

Oleh karena itu sejak dini perlu disiapkan generasi penerus yang sehat fisik maupun mental yang bebas dari pengaruh narkoba dan memiliki kemampuan menghadapi persaingan global.

Di kalangan kampus sendiri perlu dibangun jaringan kerja untuk tindakan preventif terhadap mereka yang sudah terkontaminasi tanpa jaringan kerja yang kuat dari segala ini terutama pemerintah penanggulangan narkoba hanya bersifat temporer saja.

  1. Tidak adanya lagi pendidikan budi pekerti dan budaya.

Malah pendidikan kesenian dimarjinalkan. Padahal pendidikan seni dapat membentuk manusia berhati mulia dan berbudi luhur.

  1. Pengaruh Lingkungan

Peranan lingkungan sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan jiwa pribadi seseorang. Bila masyarakat di lingkungan itu solid kepribadian santun, ramah dan komunikatif, maka pada umumnya anak-anak itu pun kelihatan baik, pintar dan cerdas tidak mudah terpengaruh dengan perbuatan tercela.

Akan tetapi sebaliknya pula bila masyarakat lingkungan itu bersifat apatis, egois dan tidak mau tahu apa yang terjadi dalam lingkungannya maka dengan sendirinya lingkungan ini tidak kondusif dan tidak pila komunikatif.

Maka hal yang beginilah jaringan pada bandar narkoba itu dengan mudah menjalankan aksi bisnis barang haramnya.

  1. Putus Sekolah

Rutinitas kegiatan ini, beralih pada kegaitan pengeser barang haram narkoba. Penggunaan yang bertambah setiap tahunnya, lapangan kerja yang tidak tersedian malah membludak PHK yang membuat orang bingung yang berujung membuat lapangan kerja baru menjadi agen narkoba.

  1. Tersedianya Tempat Hiburan

Tempat hiburan seperti bar, cafe, diskotik yang tidak begitu terkontrol menjadikan pasar bursa narkoba dan pasar perilaku sex terselubung semakin marak. Yang sangat menjijikan sering adanya hiburan malam dimana penyanyinya menenggak pil kopio, ekstasy, dll. Tanpa mau lagi mereka lalu melepaskan busananya satu persatu hingga nyaris bugil apabila pil yang tenggaknya mulai bereaksi.

  1. Industri Pariwisata

Industri pariwisata mempunyai peran yang signifikan meluasnya peredaran narkoba, khususnya heroin, shabu-shabu yang dibawah wisatawan manca negara.

  1. Budaya Import

Budaya import sangat dominan mempengaruhi kawula muda generasi. Remaja kita cepat meniru budaya luar yang tidak sesuai dengan kepdibadian bangsa agar kelihatan tidak ketinggal zaman. Sehingga apa yang dilihatnya melalui media elektronik seperti televisi, internet dan lain-lain. Cepat diserapnya tanpa mempertimbangkan baik buruknya, yang penting trend. Sehingga nilai-nilai budaya kita tercemar dan tidak dipedulikan lagi karena dianggap kuno. Lebih memiliki pergaulan bebas (free sex) yang terakhir kepelukan ODHA (orang dengan HIV/AIDS)

  1. Bahaya Narkoba
    1. Bagi Diri Sendiri

a. Terganggunya fungsi otak dan perkembangan norma remaja

b. Terganggunya daya ingat sehingga mudah lupa

c. Terganggunya perhatian sehingga sulit berkonsentrasi

d. Terganggunya perasaan sehingga tak dapat bertindak rasional dan implusif.

e. Persepsi sehingga memberi perasaan semu/ khayal.

    1. Bagi Keluarga

a. Suasana hidup nyaman dan tentram menjadi terganggu.

b. Membuat kelaurga resah karena barang-barang berharga di rumah hilang

c. Anak berbohong, mencuri, menipu, bersifat kasar, acuh tak acuh dengan urusan keluarga, tidak bertanggung jawab, hidup semaunya dan asosial.

    1. Bagi Sekolah

a. Narkoba merusak disiplin danmotivasi yang sangat penting bagi proses belajar.

b. Siswa penyalahguna narkoba mengganggu suasana belajar mengajar di kelas dan prestasi belajar turun drastis.

c. Banyak diantara mereka menjadi pengedar atau pencuri barang milik teman atau karyawan sekolah.

    1. Bagi Masyarakat, Bangsa Dan Negara

a. mafia [erdagangan gelap selalu berusaha memasok narkoba

b. terjalin hubungan antara pengedar/ bandar dan korban sehingga tercipta pasar gelap.

c. Negara menderita kerugian karena masyarakatnya tidak produktif dan tingkat kejahatan meningkat.

  1. Kiat Menangkal Bahaya Narkoba
    1. Berdo’alah lepada sang Khaliq untuk mendapatkan ketenangan dan kesabaran menghadapi musibah ini. Ajaklah si anak berkomunikasi 2 arah ketika sedang makan bersama atau sedang duduk santai seolah-olah tidak ada yang begitu serius.
    2. Jangan timbulkan rasa emosi ketika berdialog dengan anak dan bertanyalah dengan ramah dan menyenangkan dirinya.
    3. Tanamkan dasar agama pada dirinya bahwa barnag yang merusak dirinya dilarang agama.
    4. Tanamkan arti hidup di dunia. Bahwa hidup kita harus bermanfaat bagi seluruh alam ini.
    5. Tanamkan perlunya menjaga kesehatan. Karena penyalah gunaan narkoba merusak jasmani dan rohani

Dalam pencegahan atas bahaya narkoba ini, banyak solusi untuk upaya pencegahannya agar para generasi muda terhindar dari narkoba. Cara pemecahan bahaya narkoba terhadap generasi muda diantaranya :

    1. Detoksifikasi

Detoksifikasi adalah upaya yang utama dilakukan yakni menghilangkan atau membuang racun narkoba dari dalam tubuh korban (pecandu)

    1. Rehabilitasi

Rehabilitasi adalah pemulihan mental spritual serta jati diri (perilaku)

    1. Terapi Agama

Kepada para pasien ditanamkan dasar keimanan. Ketahui dan dengan ceramah dan direalisasikan dengan pelaksanaan ibadah (sholat, dzikir, membaca ayat suci, dll)

    1. Terapi Seni

Semuanya dapat menjadi tangkal bagi pecandu narkoba guna mengalihkan perhatiannya dari barang-barang haram itu. Menurut penelitian ahli-ahli terapi alternatif di Amerika banyak orang mengalihkan perhatiannya ke arah bidang kesenian sebagai upaya konpensasi melakukan narkoba.

BAB III

PENUTUP

Penyebab para remaja menyalah gunakan narkoba adalah dasar agama tidak kuat, komunikasi 2 arah antara orang tua dan anak sangat jarang, pengaruh lingkungan sekolah/kampus, pengaruh lingkungan. Bahaya yang ditimbulkan akibat penyalah gunaan narkoba adalah terganggunya fungsi otak, terganggunya daya ingat, terganggunya perhatian, terganggunya perasaan si anak yang kecanduan narkoba sudah berani berbohong, mencuri, menipu, bersifat kasar, acuh tak acuh dengan urusan keluarga, tidak bertanggung jawab, hidup semaunya, suka berkhayal, menjadi pengedar narkoba. Cara yang dilakukan untuk mencegah penyalah gunaan narkoba adalah berdo’a kepada sang Khaliq, tanamkan dasar agama, tanamkan arti hidup di dunia, menjaga kesehatan

Jumat, 09 Mei 2008

DAFTAR KETUA MPR DAN DPR RI DAN PENJELASANNYA

Daftar Ketua MPR

No.

Nama

Dari

Sampai

Keterangan

1.

Chairul Saleh

1960

1965

Berbentuk MPRS

2.

Abdul Harris Nasution

1966

1972

Berbentuk MPRS

3.

K.H. Idham Chalid

1972

1977

4.

Adam Malik

1977

1978

Pada tahun 1978, terpilih sebagai Wakil Presiden dan diharuskan melepas jabatan Ketua MPR.

5.

Daryatmo

1978

1982

Menggantikan Adam Malik.

6.

Amir Machmud

1982

1987

7.

Kharis Suhud

1987

1992

8.

Wahono

1992

1997

9.

Harmoko

1997

1999

10.

Amien Rais

1999

2004

11.

Hidayat Nur Wahid

2004

sekarang

DAFTAR KETUA MPR

1. CHAIRIL SALEH masa jabatan (1960-1965)

Periode 1959-1965 adalah periode yang penuh pertentangan ideologi dalam sejarah kehidupan ketatanegaraan di Indonesia dan mencapai puncaknya pada tanggal 30 September 1965 yang ditandai dengan peristiwa G-30-S.

Sebagai akibat logis dari peristiwa pengkhianatan G-30-S/PKI, mutlak diperlukan adanya koreksi total atas seluruh kebijaksanaan yang telah diambil sebelumnya dalam kehidupan kenegaraan. Lembaga MPRS yang pembentukannya didasarkan pada Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan selanjutnya diatur dengan Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1959, setelah terjadi pemberontakan G-30-S/PKI, Penetapan Presiden tersebut dipandang tidak memadai lagi.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diadakan langkah pemurnian keanggotaan MPRS dari unsur PKI, dan ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1966 bahwa sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dipilih oleh rakyat, maka MPRS menjalankan tugas dan wewenangnya sesuai dengan UUD 1945 sampai MPR hasil Pemilihan Umum terbentuk.

2. ABDUL HARRIS NASUTION MA masa jabatan (1966-1972)

Abdul Harris Nasution (Kotanopan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918Jakarta, 6 September 2000) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang merupakan salah satu tokoh yang menjadi sasaran dalam peristiwa Gerakan 30 September, namun yang menjadi korban adalah putrinya Ade Irma Suryani Nasution.

3. Idham Chalid masa jabatan (1972-1977)

Idham Chalid (Lahir Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921 adalah salah satu politikus dan menteri Indonesia yang berpengaruh pada masanya. Selain sebagai politikus ia aktif dalam kegiatan keagamaan dan beliau pernah menjabat Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984.

Dalam posisi pemerintahan, beliau pernah mengemban beberapa tugas seperti Wakil Perdana Menteri dan juga Ketua DPR/MPR dan Ketua DPA.

4. Adam Malik masa jabatan (1977-1978)

Adam Malik Batubara (Pematang Siantar, 22 Juli 1917Bandung, 5 September 1984) adalah mantan Menteri Indonesia pada beberapa Departemen, antara lain beliau pernah menjabat menjadi Menteri Luar Negeri. Beliau juga pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia yang ketiga.

5. DARYATMO masa jabatan (1978-1982)

6. AMIRMACHMUD masa jabatan (1982-1987)

Jenderal TNI Purnawirawan Amirmachmud (Lahir: Cimahi, Jawa Barat, 21 Februari 1923 ; Wafat: Cimahi, Jawa Barat, 21 April 1995 adalah salah seorang tokoh militer Indonesia.

Dalam posisi pemerintahan beliau pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri pada periode 1973 - 1982. Selain itu beliau juga pernah menjadi Ketua DPR/MPR pada periode 1982 - 1987. Beliau juga merupakan salah satu saksi kunci perisitiwa Supersemar beserta Jenderal TNI Basuki Rahmat dan Jenderal TNI M. Jusuf.

7. Kharis Suhud masa jabatan (1987-1992)

Letnan Jenderal (Purn.) Mohammad Kharis Suhud (lahir di Madiun, Jawa Timur pada 10 April 1925) adalah tokoh militer dan politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR/DPR pada masa Orde Baru, dari tahun 1987 hingga 1992. Sebelumnya pada 1982 hingga 1987 ia memimpin Fraksi ABRI. Pada tahun 1975-1978 ia menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Thailand.

8. Wahono masa jabatan (1992-1997)

Wahono (lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 25 Maret 1925) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR pada masa Orde Baru. Ia juga pernah menjabat Gubernur Jawa Timur periode 1983-1988. Karir militer yang pernah dijabatnya antara lain Penjabat Pangkostrad (1969-1970), Pangdam VIII/Brawijaya (1970-1972), Pangkostrad (1972-1973), Pangkostranas (1973-1974), Deputi Kasad (1974-1977), Dubes RI di Burma dan Nepal (1977-1981), Dirjen Bea Cukai (1981-1983) dan Gubernur Jawa Timur (1983-1988).

9. Harmoko masa jabatan (1997-1999)

Harmoko adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Republik Indonesia pada masa Orde Baru, dan Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie. Ia dilahirkan di Desa Patihanrowo Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, pada 7 Februari 1939.

Pada permulaan tahun 1960-an, setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, ia bekerja sebagai wartawan dan juga kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka. Pada tahun 1964 ia bekerja juga sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata, dan kemudian Harian API pada 1965. Pada saat yang sama, ia menjabat pula sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko (1965). Pada tahun berikutnya (1966-1968), ia menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Pada tahun 1970, bersama beberapa temannya, ia menerbitkan harian Pos Kota.

Ia terpilih menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia, dan kemudian menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto.

Sebagai menteri Penerangan, Harmoko mencetuskan gerakan Kelompencapir (Kelompok pendengar, pembaca dan pemirsa) yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah.

Harmoko pun dinilai berhasil mempengaruhi hasil pemilihan umum melalui apa yang disebut sebagai "Safari Ramadhan". Sebagai Ketua Umum DPP Golkar, Harmoko dikenal pula sebagai pencetus istilah "Temu Kader". Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1993-1998 yang mengangkat Soeharto selaku Presiden untuk masa jabatannya yang ke-6. Namun dua bulan kemudian Harmoko pula yang memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan.

10. Amien Rais masa jabatan (1999-2004)

Prof. Dr. H. Amien Rais (lahir di Solo, 26 April 1944) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR periode 1999 - 2004. Jabatan ini dipegangnya sejak ia dipilih oleh MPR hasil Pemilu 1999 pada bulan Oktober 1999.

Namanya mulai mencuat ke kancah perpolitikan Indonesia pada saat-saat akhir pemerintahan Presiden Soeharto sebagai salah satu orang yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan Pemerintah. Setelah partai-partai politik dihidupkan lagi pada masa pemerintahan Presiden Habibie, Amien Rais ikut mendeklarasikan Partai Amanat Nasional (PAN). Ia menjabat sebagai Ketua Umum PAN dari saat PAN berdiri sampai tahun 2005.

Sebuah majalah pernah menjulukinya sebagai "King Maker". Julukan itu merujuk pada besarnya peran Amien Rais dalam menentukan jabatan presiden pada Sidang Umum MPR tahun 1999 dan Sidang Istimewa tahun 2001. Padahal, perolehan suara partainya, PAN, tak sampai 10% dalam pemilu 1999.

11. Hidayat Nur Wahid masa jabatan (2004-sekarang)

Dr. Haji Muhammad Hidayat Nur Wahid, M.A. (lahir di Klaten, Jawa Tengah pada 8 April 1960) adalah Ketua MPR Indonesia untuk periode 2004-2009 dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera dari 21 Mei 2000 hingga 11 Oktober 2004.

Hidayat Nur Wahid menjadi Ketua MPR RI periode 2004-2009 setelah mengalahkan saingannya — Sucipto - dengan selisih dua angka yang diusung Koalisi Kebangsaan.

Hidayat mempunyai empat anak: Inayatu Dzil Izzati, Ruzaina, Alla Khairi, dan Hubaib Shidiqi.

Daftar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia:

No.

Nama

Dari

Sampai

Keterangan

1.

Idham Khalid

1971

1977

2.

Adam Malik

1977

1978

3.

Darjatmo

1978

1982

4.

Amir Machmud

1982

1987

5.

Kharis Suhud

1987

1992

6.

Wahono

1992

1997

7.

Harmoko

1997

1999

8.

Akbar Tandjung

1999

2004

9.

Agung Laksono

2004

sekarang

DAFTAR KETUA DPR

1. Idham Chalid masa jabatan (1971-1977)

Idham Chalid (Lahir Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921 adalah salah satu politikus dan menteri Indonesia yang berpengaruh pada masanya. Selain sebagai politikus ia aktif dalam kegiatan keagamaan dan beliau pernah menjabat Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984.

Dalam posisi pemerintahan, beliau pernah mengemban beberapa tugas seperti Wakil Perdana Menteri dan juga Ketua DPR/MPR dan Ketua DPA.

2. Adam Malik masa jabatan (1977-1978)

Adam Malik Batubara (Pematang Siantar, 22 Juli 1917Bandung, 5 September 1984) adalah mantan Menteri Indonesia pada beberapa Departemen, antara lain beliau pernah menjabat menjadi Menteri Luar Negeri. Beliau juga pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia yang ketiga.

3. DARJATMO masa jabatan (1978-1982)

4. AMIRMACHMUD masa jabatan (1982-1987)

Jenderal TNI Purnawirawan Amirmachmud (Lahir: Cimahi, Jawa Barat, 21 Februari 1923 ; Wafat: Cimahi, Jawa Barat, 21 April 1995 adalah salah seorang tokoh militer Indonesia.

Dalam posisi pemerintahan beliau pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri pada periode 1973 - 1982. Selain itu beliau juga pernah menjadi Ketua DPR/MPR pada periode 1982 - 1987. Beliau juga merupakan salah satu saksi kunci perisitiwa Supersemar beserta Jenderal TNI Basuki Rahmat dan Jenderal TNI M. Jusuf.

5. Kharis Suhud masa jabatan (1987-1992)

Letnan Jenderal (Purn.) Mohammad Kharis Suhud (lahir di Madiun, Jawa Timur pada 10 April 1925) adalah tokoh militer dan politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR/DPR pada masa Orde Baru, dari tahun 1987 hingga 1992. Sebelumnya pada 1982 hingga 1987 ia memimpin Fraksi ABRI. Pada tahun 1975-1978 ia menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Thailand.

6. Wahono masa jabatan (1992-1997)

Wahono (lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 25 Maret 1925) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR pada masa Orde Baru. Ia juga pernah menjabat Gubernur Jawa Timur periode 1983-1988. Karir militer yang pernah dijabatnya antara lain Penjabat Pangkostrad (1969-1970), Pangdam VIII/Brawijaya (1970-1972), Pangkostrad (1972-1973), Pangkostranas (1973-1974), Deputi Kasad (1974-1977), Dubes RI di Burma dan Nepal (1977-1981), Dirjen Bea Cukai (1981-1983) dan Gubernur Jawa Timur (1983-1988).

7. Harmoko masa jabatan (1997-1999)

Harmoko adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Republik Indonesia pada masa Orde Baru, dan Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie. Ia dilahirkan di Desa Patihanrowo Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, pada 7 Februari 1939.

Pada permulaan tahun 1960-an, setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, ia bekerja sebagai wartawan dan juga kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka. Pada tahun 1964 ia bekerja juga sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata, dan kemudian Harian API pada 1965. Pada saat yang sama, ia menjabat pula sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko (1965). Pada tahun berikutnya (1966-1968), ia menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Pada tahun 1970, bersama beberapa temannya, ia menerbitkan harian Pos Kota.

Ia terpilih menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia, dan kemudian menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto.

Sebagai menteri Penerangan, Harmoko mencetuskan gerakan Kelompencapir (Kelompok pendengar, pembaca dan pemirsa) yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah.

Harmoko pun dinilai berhasil mempengaruhi hasil pemilihan umum melalui apa yang disebut sebagai "Safari Ramadhan". Sebagai Ketua Umum DPP Golkar, Harmoko dikenal pula sebagai pencetus istilah "Temu Kader". Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1993-1998 yang mengangkat Soeharto selaku Presiden untuk masa jabatannya yang ke-6. Namun dua bulan kemudian Harmoko pula yang memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan.

8. Akbar Tanjung masa jabatan (1999-2004)

Akbar Tanjung (lahir di Sibolga Sumatera Utara; 14 Agustus 1945) adalah seorang politikus Indonesia dan mantan Ketua DPR-RI.

Pendidikan

Ia meniti pendidikan di SR Muhammadiyah, Sorkam (Tapanuli Tengah). Ia juga belajar di SR Nasrani, Medan (Sumatera Utara). Setelah menamatkan di SMP Perguruan Tinggi Cikini (Jakarta), ia melanjutkannya ke SMA Kanisius (Jakarta). Ia lulus Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan Pascasarjana Doktoral Universitas Gadjah Mada.

9. Agung Laksono masa jabatan (2004-sekarang)

H.R. Agung Laksono (lahir Semarang, Jawa Tengah; 23 Maret 1949) adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (Indonesia) untuk masa jabatan 2004-2009. Dalam Munas Partai Golkar pada tahun 2004, ia terpilih sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar.

Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengah, ia melanjutkan studi di Universitas Kristen Indonesia di Fakultas Kedokteran dan lulus pada tahun 1972. Periode 1983-1986, ia menjabat Ketua Umum BPP HIPMI dan Ketua Umum DPP AMPI (1984-1989). Periode 1990-1995, ia menjabat Sekretaris Jenderal PPK Kosgoro dan Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 (sejak tahun 2000).

Periode 1993-1998, ia menjabat Direktur Utama PT Cakrawala Andalas Televisi/AN Teve dan Menteri Pendidikan dan Olahraga Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII (1998) dalam pemerintahan Presiden Suharto. Jabatan di kementrian olahraga berlanjut pada periode 1998-1999 meskipun nama kabinet diubah menjadi Kabinet Reformasi Pembangunan. Periode 1999-2004, ia tampil sebagai anggota DPR-RI. Ia kemudian menggantikan jabatan Akbar Tandjung sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.