Rabu, 18 Agustus 2010

ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA (MAMMAE)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kanker payudara merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting. di Indonesia, kanker payudara termasuk tersering ditemukan pada wanita setelah kanker serviks. Insiden kanker payudara meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.
Kanker payudara yang ditemukan pada stadium dini memiliki prognosis yang lebih baik. Namun, berdasarkan data di RS kanker Darmais, sekitar 50% pasien datang sudah dalam stadium IV. Hal ini tidak berbeda dengan apa yang biasa terjadi di negara sedang berkembang, dimana hanya sekitar 20% kasus kanker payudara datang dalam stadium dini, sangat jauh dari angka 80% pada stadium I dan II di negara maju.
1.2 Identifikasi masalah
Seorang wanita berusia 35 tahun mengeluh adanya benjolan pada payudara kiri sejak 4 bulan yang lalu. Bibi pasien juga menderita tumor payudara, bahkan sampai meninggal dunia pada usia 45 tahun.
1.3 Batasan masalah
Pembahasan patologi sangat luas cakupannya karena itu penulis memfokuskan permasalahan pada kanker payudara. Untuk mempermudah dalam penulisan tugas ini, maka penulis merumuskan dan membatasi makalah ini dalam pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana terjadinya kanker payudara?
2. Apa gejala-gejala yang menandakan adanya serangan kanker?
3. Bagaimana cegah resiko terkena kanker payudara?
4. Adakah pengobatan bagi yang mengalami kanker payudara.

1.4 Rumusan Masalah
1. Mahasiswa dapat memahami dan mengenal penyakit kanker payudara.
2. Mahasiswa dapat menerapkan konsep dan prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer pada penyakit yang berkaitan dengan neoplasma.
1.5 Tujuan Masalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah literatur kajian patologi yang terfokus pada kanker payudara
2. Untuk mengungkap bagaimana kanker payudara ini terjadi.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah resiko terkena kanker payudara.
4. Untuk menambah nilai mata kuliah patologi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi dan fisiologi Payudara (mammae)
Payudara berfungsi memproduksi ASI, terdiri dari lobulus-lobulus yaitu kelenjar yang menghasilkan ASI, tubulus atau duktus yang menghantarkan ASI dari kelenjar sampai pada puting susu (nipple), pembuluh darah sebagai pemberi nutrisi dan saluran-saluran limfe yang akan berkumpul pada KGB aksila fungsinya membawa cairan jaringan dan penyaring terhadap penyebaran bakteri dan sel-sel kanker, saluran limfe tidak dapat secara sempurna menyaring sel-sel kanker sehingga memungkinkan terjadinya penyebaran pada organ tubuh lainnya, jaringan payudara dilindungi oleh jeringan lemak dan ligamen-ligamen. Umumnya keganasan pada payudara diberi nama berdasarkan asal sel kanker yaitu dari duktus atau lobulus.
B. Patofisiologi
Kanker Payudara merupakan buah dari perubahan sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal dan tidak terkontrol. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tidak semua tumor bersifat kanker. Tumor yang bersifat kanker disebut tumor ganas, sedangkan yang bukan kanker disebut tumor jinak. Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong, sel tumor jinak tidak menyebar ke bagian lain pada tubuh penderita. Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor dan racun yang dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Proses ini disebut metastasis. Kanker Payudara termasuk diantara penyakit kanker yang paling banyak diperbincangkan karena keganasannya yang seringkali berakhir dengan kematian. Kanker Payudara akan memperlihatkan kekhasannya dalam menyerang penderitanya. Keganasan kanker ini ditunjukkannya dengan menyerang sel-sel nomal disekitarnya, terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker ajan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara penderita akan membesar tidak seprti biasanya. memproduksi racun dan melepas sel-sel kanker dari induknya yang pecah. Racun dan sel-sel kanker itu akan menyebar bersama aliran darah. Karenanya kerap kita mendapati kanker yang tumbuh di tempat lain sebagai hasil metastasisnya. Pada kanker yang parah seringkali terjadi pendarahan. Kanker Payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahanperubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya, sebagaimana sel-sel tubuh kita yang asli. Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang masuk ke dalam tubuh kita, diantaranya pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan, atau karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah. Tetapi yang terakhir ini sangat jarang terjadi karena secara alamiah tubuh kita mampu menetralkan zat karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh. Bersama aliran darah dan aliran getah bening, sel-sel kanker dan racun-racun yang dihasilkannya dapat menyebar ke seluruh tubuh kita seperti tulang, paruparu, dan liver tanpa disadari oleh penderita. Karenanya tidak mengherankan jika pada penderita Kanker Payudara ditemukan benjolan di ketiak atau benjolan kelenjar getah bening lainnya. Bahkan muncul pula kanker pada liver dan paru-paru sebagai kanker metastasisnya. Penderita sering batuk yang tak kunjung sembuh atau sesak napas yang berkepanjangan.
C. Faktor Resiko Kanker Payudara
Secara statistik, risiko kanker payudara meningkat pada wanita nulipara, wanita dengan menarke dini dan menopause lambat, dan pada mereka yang mengalami kehamilan pertamanya setelah usia 30 tahun. Hiperplasia lobular dan duktus atipik meningkatkan risiko kanker. Begitu pula jika ada riwayat keluarga yang terkena kanker juga meningkatkan risiko kanker. Mutasi genetik (BRCA1, BRCA2 dan lainya) Riwayat hiperplasia epitelial atau riwayat lobular carcinoma in situ (LCIS) Riwayat papilomatosis Hamil pertama > 30 tahun Riwayat memakai estrogen lama Menstruasi pertama kali dibawah usia 12 tahun Menopause > 50 tahun Yang paling beresiko terserang penyakit Kanker Payudara, yaitu:
a. Jika dalam keluarga ada penderita Kanker Payudara
b. Mendapat haid pertama pada usia sangat muda, atau terlambat mengalami manepause
c. Tidak pernah menyusi anak
d. Kegemukan
e. Tidak pernah melahirkan anak
f. Pernah mendapat terapi hormon
g. Pernah mendapat radiasi pada payudara
D. Gejala dan Deteksi Kanker Payudara
Gejala-gejala yang menandakan adanya serangan kanker yang umum dapat dilihat dan dirasakan:
1. Muncul benjolan di payudara yang permanen, terdapat perubahan bentuk dan ukuran payudara, benjolan di sekitar ketiak. benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak
2. Kelainan kulit berupa ruam pada kulit di sekitar payudara, areola atau puting terlihat bersisik, memerah, dan bengkak
3. Kelainan puting, yakni keluar cairan dari puting susu, puting susu menjadi lunak.
4. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah.
5. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu
6. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk
7. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam Deteksi
Kanker Payudara yang diketahui baru pada stadium satu kemungkinan sembuhnya lebih tinggi dan tidak perlu dilakukan operasi pengangkatan payudara. Itu sebabnya, deteksi sedini mungkin sangat penting. Cara paling mudah dan murah untuk mendeteksi kanker ini adalah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari).
Sadari dilakukan pada 7-10 hari seusai menstruasi karena pada saat itu payudara terasa lunak. Dalam posisi berbaring atau berdiri, kita bisa meraba dengan tiga jari (telunjuk, tengah, dan jari manis) secara lembut ke payudara. Jika menemukan benjolan atau kerutan, bentuk payudara tidak simetris, kulit berubah seperti kulit jeruk, dan pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, segera periksakan ke dokter.
Ada sejumlah kecil Kanker Payudara muncul tanpa adanya benjolan sama sekali. Jenis Kanker Payudara yang dikenal dengan Inflammatory Breast Cancer (IBC) ini cukup jarang dan jenis yang sangat agresif. Jika tidak segera terdiagnosa maka bisa menyebabkan kematian. Kenali gejala-gejalanya seperti:
1) Pertumbuhan ukuran payudara yang cepat dan tidak normal.
2) Timbul kemerahan, ruam atau bisul pada payudara.
3) Rasa gatal berkepanjangan pada payudara atau putting
4) Adanya penebalan pada jaringan payudara.
5) Timbul rasa sakit yang menusuk-nusuk atau nyeri pada payudara
6) Timbul rasa panas (seperti demam) pada payudara
7) Adanya pembengkakan nodus limfe di ketiak atau di bawah tulang selangka
8) Adanya lesung pada payudara
9) Putting payudara menjadi rata atau melesak ke dalam. Inflammatory Breast Cancer ini sering disalahartikan sebagai infeksi. J
ika Anda mengalami gejala-gejala di atas, mintalah rujukan untuk melakukan mammogram. Jika ada perubahan warna pada payudara, minta pula rujukan untuk biopsy. Jika gejala-gejala tetap ada tanpa adanya diagnosa penyebabnya, minta pendapat kedua atau ketiga sampai ada dokter yang dapat menentukan penyebab gejala-gejala tersebut. Pria juga dapat terkena Kanker Payudara walau persentasenya lebih kecil daripada perempuan. Kanker Payudara pada pria juga berbahaya. Penyebaran Kanker Payudara pada pria lebih cepat karena jaringan sekitar payudara pria lebih tipis dari perempuan sehingga pada tahap awal mungkin sudah terjadi - 11 -pelekatan pada jaringan sekitarnya. Karena itu, disarankan pria juga melakukan SADARI sehingga setiap perubahan cepat diketahui.

E. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
• Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
• Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
• Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
• Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
• Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna
• Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan.
Kanker Payudara dapat dicegah dengan cara:
1) Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama
2) Hindari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol
3) Lakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulan
4) Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya
5) Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya Kanker Payudara
6) Lakukan olahraga secara teratur
7) Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi
8) Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi
9) Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari.
F. Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kanker Payudara
Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari type dan stadium yang dialami penderita. Umumnya seseorang baru diketahui menderita penyakit kanker payudara setelah menginjak stadiun lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau rasa malu sehingga terlambat untuk diperiksakan kedokter atas kelainan yang dihadapinya. Pembedahan, Pada kanker payudara yang diketahui sejak dini maka pembedahan adalah tindakan yang tepat. Dokter akan mengangkat benjolan serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantikannya dengan jaringan otot lain (lumpectomy). Secara garis besar, ada 3 tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara diantaranya ;
- Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy). Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
- Total Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
- Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
Radiotherapy (Penyinaran/radiasi), yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
Therapy Hormon, Hal ini dikenal sebagai 'Therapy anti-estrogen' yang system kerjanya memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.
Kemoterapi, Ini merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar kebagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapy adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
• Pengobatan Herceptin, adalah therapy biological yang dikenal efektif melawan HER2-positive pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III dan IV dengan penyebaran
• Pencegahan Penyakit Kanker Payudara Bagi anda yang merasakan ada hal yang tampak berbeda pada payudara, segeralah memeriksakannya ke dokter jangan sampai terlambat. Misalnya adanya pembesaran sebelah, adanya benjolan disekitar payudara, nyeri terus menerus pada puting susu dan sebagainya seperti pada keterangan tanda dan gejala payudara diatas.
Tindakan lain yang bisa anda lakukan adalah Hindari kegemukan, Kurangi makan lemak, Usahakan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan C, Jangan terlalu banyak makan makanan yang diasinkan dan diasap, Olahraga secara teratur, dan Check-up payudara sejak usia 30 tahun secara teratur.

Pengobatan lanjut
Bila ditemukan adanya benjolan, biasanya dokter akan menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan mammografie. Mammografie adalah pemeriksaan payudara dengan alat rontgen dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit, dan hanya memakan waktu 5 - 10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani pemeriksaan mammografie adalah seminggu setelah selesai menstruasi. Caranya adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Hasil foto ini akan diperiksa oleh dokter ahli radiologi. Sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mammogram. Cara lainnya adalah dengan operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan (biopsi) dari benjolan itu, kemudian diperiksa di bawah mikroskop laboratorium patologi anatomi. Bila diketahui dan dipastikan bahwa benjolan itu adalah kanker, maka payudara harus diangkat seluruhnya untuk menghindari penyebaran ke bagian tubuh yang lain.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit kardiovaskular, adalah penyebab utama kematian di negara berkembang. Faktor genetik, gaya hidup, dan diet juga harus dipertimbangkan sebagai faktor risiko penting penyebab penyakit tersebut. Misalnya saja, sekitar 50% semua jenis kanker disebabkan oleh cara makan yang salah. Kerusakan sel oksidatif juga diperkirakan ikut pegang peranan menjadi penyebab munculnya penyakit-penyakit tersebut. Bagaimana mengatasinya? Mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan diduga para ahli bisa mengatasi, paling tidak, mengurangi risiko terkena penyakit tersebut. Antioksidan banyak ditemukan pada buah dan sayuran dan buah berwarna, seperti tomat. Buah yang satu ini mengandung lycopene, pigmen karoten yang dikenal sebagai antioksidan yang sangat potensial. Pasalnya, buah dan sayuran kini sedang gencar-gencarnya direkomendasikan sebagai pola makan yang sehat, ditambah lagi ternyata manfaatnya bisa sebagai pelindung dari penyakit yang kini banyak ditakuti. Tapi kedua ahli tersebut juga menyarankan penelitian lanjutan. "Seperti berapa takaran lycopene yang pas sebagai pelindung dari penyakit kronis tersebut. Atau berapa banyak yang baik bila hanya digunakan sebagai makanan sehat.
Dan untuk lebih baik lagi bagi yang sudah mengetahui pencegahan lebih baik dari pada mengobati harus lebih mengkampanyekan SADARI (periksa payudara sendiri). SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala Kanker Payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita Kanker Payudara, karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang
B. Saran
Sebaiknya orang yang memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara, seperti adanya keluarga yang terkena kanker payudara, dapat lebih waspada dan hati-hati, berusaha mengurangi hal karsinogen dan rajin melakukan pemeriksaan baik sadari maupun oleh ahlinya.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, ; alih bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8,
EGC; Jakarta. -----------, www.satumed.com, satunet ditelesuri pada 08 juli 2008 -----------, obrolanku.blogspot.com/2007/07/cegah-resiko-terkena Kanker Payudara -----------, diperoleh dari
"http://id.wikipedia.org/wiki/Patologi_anatomi" Kategori: Patologi anatomi | Spesialisasi medis -----------,
www.harunyahya.com ditelesuri pada 08 juli 2008

Tidak ada komentar: