Jumat, 09 Mei 2008

DAFTAR KETUA MPR DAN DPR RI DAN PENJELASANNYA

Daftar Ketua MPR

No.

Nama

Dari

Sampai

Keterangan

1.

Chairul Saleh

1960

1965

Berbentuk MPRS

2.

Abdul Harris Nasution

1966

1972

Berbentuk MPRS

3.

K.H. Idham Chalid

1972

1977

4.

Adam Malik

1977

1978

Pada tahun 1978, terpilih sebagai Wakil Presiden dan diharuskan melepas jabatan Ketua MPR.

5.

Daryatmo

1978

1982

Menggantikan Adam Malik.

6.

Amir Machmud

1982

1987

7.

Kharis Suhud

1987

1992

8.

Wahono

1992

1997

9.

Harmoko

1997

1999

10.

Amien Rais

1999

2004

11.

Hidayat Nur Wahid

2004

sekarang

DAFTAR KETUA MPR

1. CHAIRIL SALEH masa jabatan (1960-1965)

Periode 1959-1965 adalah periode yang penuh pertentangan ideologi dalam sejarah kehidupan ketatanegaraan di Indonesia dan mencapai puncaknya pada tanggal 30 September 1965 yang ditandai dengan peristiwa G-30-S.

Sebagai akibat logis dari peristiwa pengkhianatan G-30-S/PKI, mutlak diperlukan adanya koreksi total atas seluruh kebijaksanaan yang telah diambil sebelumnya dalam kehidupan kenegaraan. Lembaga MPRS yang pembentukannya didasarkan pada Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan selanjutnya diatur dengan Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1959, setelah terjadi pemberontakan G-30-S/PKI, Penetapan Presiden tersebut dipandang tidak memadai lagi.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diadakan langkah pemurnian keanggotaan MPRS dari unsur PKI, dan ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1966 bahwa sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dipilih oleh rakyat, maka MPRS menjalankan tugas dan wewenangnya sesuai dengan UUD 1945 sampai MPR hasil Pemilihan Umum terbentuk.

2. ABDUL HARRIS NASUTION MA masa jabatan (1966-1972)

Abdul Harris Nasution (Kotanopan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918Jakarta, 6 September 2000) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang merupakan salah satu tokoh yang menjadi sasaran dalam peristiwa Gerakan 30 September, namun yang menjadi korban adalah putrinya Ade Irma Suryani Nasution.

3. Idham Chalid masa jabatan (1972-1977)

Idham Chalid (Lahir Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921 adalah salah satu politikus dan menteri Indonesia yang berpengaruh pada masanya. Selain sebagai politikus ia aktif dalam kegiatan keagamaan dan beliau pernah menjabat Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984.

Dalam posisi pemerintahan, beliau pernah mengemban beberapa tugas seperti Wakil Perdana Menteri dan juga Ketua DPR/MPR dan Ketua DPA.

4. Adam Malik masa jabatan (1977-1978)

Adam Malik Batubara (Pematang Siantar, 22 Juli 1917Bandung, 5 September 1984) adalah mantan Menteri Indonesia pada beberapa Departemen, antara lain beliau pernah menjabat menjadi Menteri Luar Negeri. Beliau juga pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia yang ketiga.

5. DARYATMO masa jabatan (1978-1982)

6. AMIRMACHMUD masa jabatan (1982-1987)

Jenderal TNI Purnawirawan Amirmachmud (Lahir: Cimahi, Jawa Barat, 21 Februari 1923 ; Wafat: Cimahi, Jawa Barat, 21 April 1995 adalah salah seorang tokoh militer Indonesia.

Dalam posisi pemerintahan beliau pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri pada periode 1973 - 1982. Selain itu beliau juga pernah menjadi Ketua DPR/MPR pada periode 1982 - 1987. Beliau juga merupakan salah satu saksi kunci perisitiwa Supersemar beserta Jenderal TNI Basuki Rahmat dan Jenderal TNI M. Jusuf.

7. Kharis Suhud masa jabatan (1987-1992)

Letnan Jenderal (Purn.) Mohammad Kharis Suhud (lahir di Madiun, Jawa Timur pada 10 April 1925) adalah tokoh militer dan politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR/DPR pada masa Orde Baru, dari tahun 1987 hingga 1992. Sebelumnya pada 1982 hingga 1987 ia memimpin Fraksi ABRI. Pada tahun 1975-1978 ia menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Thailand.

8. Wahono masa jabatan (1992-1997)

Wahono (lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 25 Maret 1925) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR pada masa Orde Baru. Ia juga pernah menjabat Gubernur Jawa Timur periode 1983-1988. Karir militer yang pernah dijabatnya antara lain Penjabat Pangkostrad (1969-1970), Pangdam VIII/Brawijaya (1970-1972), Pangkostrad (1972-1973), Pangkostranas (1973-1974), Deputi Kasad (1974-1977), Dubes RI di Burma dan Nepal (1977-1981), Dirjen Bea Cukai (1981-1983) dan Gubernur Jawa Timur (1983-1988).

9. Harmoko masa jabatan (1997-1999)

Harmoko adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Republik Indonesia pada masa Orde Baru, dan Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie. Ia dilahirkan di Desa Patihanrowo Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, pada 7 Februari 1939.

Pada permulaan tahun 1960-an, setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, ia bekerja sebagai wartawan dan juga kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka. Pada tahun 1964 ia bekerja juga sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata, dan kemudian Harian API pada 1965. Pada saat yang sama, ia menjabat pula sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko (1965). Pada tahun berikutnya (1966-1968), ia menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Pada tahun 1970, bersama beberapa temannya, ia menerbitkan harian Pos Kota.

Ia terpilih menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia, dan kemudian menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto.

Sebagai menteri Penerangan, Harmoko mencetuskan gerakan Kelompencapir (Kelompok pendengar, pembaca dan pemirsa) yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah.

Harmoko pun dinilai berhasil mempengaruhi hasil pemilihan umum melalui apa yang disebut sebagai "Safari Ramadhan". Sebagai Ketua Umum DPP Golkar, Harmoko dikenal pula sebagai pencetus istilah "Temu Kader". Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1993-1998 yang mengangkat Soeharto selaku Presiden untuk masa jabatannya yang ke-6. Namun dua bulan kemudian Harmoko pula yang memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan.

10. Amien Rais masa jabatan (1999-2004)

Prof. Dr. H. Amien Rais (lahir di Solo, 26 April 1944) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR periode 1999 - 2004. Jabatan ini dipegangnya sejak ia dipilih oleh MPR hasil Pemilu 1999 pada bulan Oktober 1999.

Namanya mulai mencuat ke kancah perpolitikan Indonesia pada saat-saat akhir pemerintahan Presiden Soeharto sebagai salah satu orang yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan Pemerintah. Setelah partai-partai politik dihidupkan lagi pada masa pemerintahan Presiden Habibie, Amien Rais ikut mendeklarasikan Partai Amanat Nasional (PAN). Ia menjabat sebagai Ketua Umum PAN dari saat PAN berdiri sampai tahun 2005.

Sebuah majalah pernah menjulukinya sebagai "King Maker". Julukan itu merujuk pada besarnya peran Amien Rais dalam menentukan jabatan presiden pada Sidang Umum MPR tahun 1999 dan Sidang Istimewa tahun 2001. Padahal, perolehan suara partainya, PAN, tak sampai 10% dalam pemilu 1999.

11. Hidayat Nur Wahid masa jabatan (2004-sekarang)

Dr. Haji Muhammad Hidayat Nur Wahid, M.A. (lahir di Klaten, Jawa Tengah pada 8 April 1960) adalah Ketua MPR Indonesia untuk periode 2004-2009 dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera dari 21 Mei 2000 hingga 11 Oktober 2004.

Hidayat Nur Wahid menjadi Ketua MPR RI periode 2004-2009 setelah mengalahkan saingannya — Sucipto - dengan selisih dua angka yang diusung Koalisi Kebangsaan.

Hidayat mempunyai empat anak: Inayatu Dzil Izzati, Ruzaina, Alla Khairi, dan Hubaib Shidiqi.

Daftar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia:

No.

Nama

Dari

Sampai

Keterangan

1.

Idham Khalid

1971

1977

2.

Adam Malik

1977

1978

3.

Darjatmo

1978

1982

4.

Amir Machmud

1982

1987

5.

Kharis Suhud

1987

1992

6.

Wahono

1992

1997

7.

Harmoko

1997

1999

8.

Akbar Tandjung

1999

2004

9.

Agung Laksono

2004

sekarang

DAFTAR KETUA DPR

1. Idham Chalid masa jabatan (1971-1977)

Idham Chalid (Lahir Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921 adalah salah satu politikus dan menteri Indonesia yang berpengaruh pada masanya. Selain sebagai politikus ia aktif dalam kegiatan keagamaan dan beliau pernah menjabat Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984.

Dalam posisi pemerintahan, beliau pernah mengemban beberapa tugas seperti Wakil Perdana Menteri dan juga Ketua DPR/MPR dan Ketua DPA.

2. Adam Malik masa jabatan (1977-1978)

Adam Malik Batubara (Pematang Siantar, 22 Juli 1917Bandung, 5 September 1984) adalah mantan Menteri Indonesia pada beberapa Departemen, antara lain beliau pernah menjabat menjadi Menteri Luar Negeri. Beliau juga pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia yang ketiga.

3. DARJATMO masa jabatan (1978-1982)

4. AMIRMACHMUD masa jabatan (1982-1987)

Jenderal TNI Purnawirawan Amirmachmud (Lahir: Cimahi, Jawa Barat, 21 Februari 1923 ; Wafat: Cimahi, Jawa Barat, 21 April 1995 adalah salah seorang tokoh militer Indonesia.

Dalam posisi pemerintahan beliau pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri pada periode 1973 - 1982. Selain itu beliau juga pernah menjadi Ketua DPR/MPR pada periode 1982 - 1987. Beliau juga merupakan salah satu saksi kunci perisitiwa Supersemar beserta Jenderal TNI Basuki Rahmat dan Jenderal TNI M. Jusuf.

5. Kharis Suhud masa jabatan (1987-1992)

Letnan Jenderal (Purn.) Mohammad Kharis Suhud (lahir di Madiun, Jawa Timur pada 10 April 1925) adalah tokoh militer dan politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR/DPR pada masa Orde Baru, dari tahun 1987 hingga 1992. Sebelumnya pada 1982 hingga 1987 ia memimpin Fraksi ABRI. Pada tahun 1975-1978 ia menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Thailand.

6. Wahono masa jabatan (1992-1997)

Wahono (lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 25 Maret 1925) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR pada masa Orde Baru. Ia juga pernah menjabat Gubernur Jawa Timur periode 1983-1988. Karir militer yang pernah dijabatnya antara lain Penjabat Pangkostrad (1969-1970), Pangdam VIII/Brawijaya (1970-1972), Pangkostrad (1972-1973), Pangkostranas (1973-1974), Deputi Kasad (1974-1977), Dubes RI di Burma dan Nepal (1977-1981), Dirjen Bea Cukai (1981-1983) dan Gubernur Jawa Timur (1983-1988).

7. Harmoko masa jabatan (1997-1999)

Harmoko adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Republik Indonesia pada masa Orde Baru, dan Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie. Ia dilahirkan di Desa Patihanrowo Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, pada 7 Februari 1939.

Pada permulaan tahun 1960-an, setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, ia bekerja sebagai wartawan dan juga kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka. Pada tahun 1964 ia bekerja juga sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata, dan kemudian Harian API pada 1965. Pada saat yang sama, ia menjabat pula sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko (1965). Pada tahun berikutnya (1966-1968), ia menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Pada tahun 1970, bersama beberapa temannya, ia menerbitkan harian Pos Kota.

Ia terpilih menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia, dan kemudian menjadi Menteri Penerangan di bawah pemerintahan Soeharto.

Sebagai menteri Penerangan, Harmoko mencetuskan gerakan Kelompencapir (Kelompok pendengar, pembaca dan pemirsa) yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah.

Harmoko pun dinilai berhasil mempengaruhi hasil pemilihan umum melalui apa yang disebut sebagai "Safari Ramadhan". Sebagai Ketua Umum DPP Golkar, Harmoko dikenal pula sebagai pencetus istilah "Temu Kader". Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1993-1998 yang mengangkat Soeharto selaku Presiden untuk masa jabatannya yang ke-6. Namun dua bulan kemudian Harmoko pula yang memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan.

8. Akbar Tanjung masa jabatan (1999-2004)

Akbar Tanjung (lahir di Sibolga Sumatera Utara; 14 Agustus 1945) adalah seorang politikus Indonesia dan mantan Ketua DPR-RI.

Pendidikan

Ia meniti pendidikan di SR Muhammadiyah, Sorkam (Tapanuli Tengah). Ia juga belajar di SR Nasrani, Medan (Sumatera Utara). Setelah menamatkan di SMP Perguruan Tinggi Cikini (Jakarta), ia melanjutkannya ke SMA Kanisius (Jakarta). Ia lulus Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan Pascasarjana Doktoral Universitas Gadjah Mada.

9. Agung Laksono masa jabatan (2004-sekarang)

H.R. Agung Laksono (lahir Semarang, Jawa Tengah; 23 Maret 1949) adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (Indonesia) untuk masa jabatan 2004-2009. Dalam Munas Partai Golkar pada tahun 2004, ia terpilih sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar.

Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengah, ia melanjutkan studi di Universitas Kristen Indonesia di Fakultas Kedokteran dan lulus pada tahun 1972. Periode 1983-1986, ia menjabat Ketua Umum BPP HIPMI dan Ketua Umum DPP AMPI (1984-1989). Periode 1990-1995, ia menjabat Sekretaris Jenderal PPK Kosgoro dan Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 (sejak tahun 2000).

Periode 1993-1998, ia menjabat Direktur Utama PT Cakrawala Andalas Televisi/AN Teve dan Menteri Pendidikan dan Olahraga Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII (1998) dalam pemerintahan Presiden Suharto. Jabatan di kementrian olahraga berlanjut pada periode 1998-1999 meskipun nama kabinet diubah menjadi Kabinet Reformasi Pembangunan. Periode 1999-2004, ia tampil sebagai anggota DPR-RI. Ia kemudian menggantikan jabatan Akbar Tandjung sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.

Tidak ada komentar: