Kamis, 31 Juli 2008

PANTUN, SAJAK, SYAIR

semoga dapat membantu anda yang membutuhkan,cou....



SYAIR

SYAIR BIDASARI

Dimana lagi yang kamu titik

Dari pada rupaku terlebih molek

Sembah dayang petah cerdik

Lain dari itu tak ada yang cantik

Matanya bulat mengerling manis

Menggerak senyum sambil memalis

Laksana bunga cempaka lis

Seperti gambar baru di tulis

Pipinya bagai pauh di laying

Bahunya seperti dewa kayangan

Di hari patik terlalu sayang

Serta terpandang semangat melayang

Bibirnya bagai di carik

Lehernya jenjang bagai dilarik

Bersunting emas bunga anggrek

Mungkin bertambah parasnya baik

Betisnya bagai bunting padi

Parasnya seperti nila kendi

Seperti intan sudah di surdi

Dipangar nilam intal dan padi

Pinggangnya ramping dadanya bidang

Panjang lampai sederhana sedang

Cantik menjelis gilang gemilang

Tak jemu mata memandang

SAJAK

KRAWANG BEKASI (1948)

KOLEKSI SAJAK 1942-1949

TAHUN 1986

Kami yang kini terbaring antara krawang-bekasi

Tidak bida teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.

Tapi siapa yang tidak lagi mendengar deru kami

Terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdatak kami mati

Yang tinggal tulang diliputi debu kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bias

Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya jiwa

Kerja belam selesai, belum bisa

Memperhitungkan arti 4 – 5 ribu nyawa

Kami Cuma tulang – tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi, yang tentukan nilai tulang – tulang berserakan

Ataukah jiwa kami melayang

Untuk kemerdekaan kemenangan

Dan harapan atau tidak untuk apa – apa

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata

Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang – kenanglah kami

Teruskan, teruskan jiwa kami

Menjaga bung karno

Menjaga bung hatta

Menjaga bung syahril

Kami sekarang mayat

Berilah kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang – kenanglah kami yang tinggal tulang – tulang diliputi debu

Berilah kami terbaring antara krawang bekasi

PUISI

PUISI

AIR MATA IBU PERTIWI

Kulihat parasmu ibu

Sendu menahan duka

Dan saat kulihat sinar matamu

Air mata yang basahi pipimu

Ibu… ingin kugapai wajahmu

Ku usap air matamu

Dan kubalut luka hatimu

Hingga parasmu berseri

Tuhan… apa yang terjadi di negri ini ?

Panas membara

Topeng reformasi dan demokrasi

Tak perlu rakyat menjerit perih

Tuhan … kembalikan damai negri ini

Kembalikan jati diri bangsa ini

Tuhan … kembalikan senyum ibu pertiwi

PEREMPUAN – PEREMPUAN PERKASA

Perempuan - perempuan yang membawa bakul di pagi buta

dari manakah mereka

ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa

sebelum peluit kereta api terjaga

sebelum hari bermula dalam pesta kerja

perempuan – perempuan yang membawa dalam kereta

kemanakah mereka

di atas roda – roda baja mereka berkadaraan

mereka berlomba dengan surya menuju kota

mereka hidup di pasar – pasar kota

perepuan – perempuan yang membawa bakul dalam kereta

siapakah mereka

akar – akar yang melata dari tanah perbukitan turun kota

mereka cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa

MAHADEWI

Gumpalan langit maha sempurna

Bertakhta bintang – bintang angkasa

Namun satu bintang yang berpijar

Teruntai turun menyapaku

Ada tutur kata terucap

Ada damai yang kurasakan

Bila sinarnya sentuh wajahku

Kepedihanku terhapuskan

Alam rayapun semua tersenyum

Menunduk dan memuja hadirmu

Terpukau aku menatap wajahnya

Aku merasa seperti mengenal dia

PANTUN BAHASA DAERAH

Ranggas jala ronggis

Pajuanon ni haram baja

Horas jala torkis

Ulang nian bagi mahua

Bondar nada gadu

Pangitean ni siri – siri

Bonggal nada lalu

Genan mau au manikam diri

Kerek di pantar kodong

Bahatdo palak pambarbaran

Teret ni namu sahonang

Bahat do halak haimbaran

Kis – kis ketel

Gayo di rodang

Miskin hepeng

Kayo di goar

Aek si mate – mate

Paridian ni pas – pas kuring

Singit do ma au so mate

Patunda ni bujing – bujing

Ciok – ciok imbo di dolok

Rogop – rogop mangan parina

Obuk na ginjang di papondok

Ima bujing – bujing zaman sannari

Habang unggas layang – laying

Na songgop tu tukko – tukko

Ise na ringgas marsumbayang

Marmotong sedan laos tu surgo

Habang siri – siri

Na songgop tu nasi – nasi

Ulang au pasirik – sirik

Hata naido pasari – sari

Rere ho tusi

Sobagi ho bintang bittuju

Kehe ho tusi

Sobagi ho dongan ku tubu

Hu tiop anggi sinapang

Di dokkon ho tanduk

On ma anggi ganteng ni abang

Di dokkon ho panakko manuk

Tidak ada komentar: