Senin, 06 April 2009

BAB I

A. PENDAHULUAN

Terima kasih kepada bapak Seti Yulo yang mengajarkan pelajaran seni budaya yang telah membimbing kami untuklebih mengerjakan tugas- tugas. Baik itu bersangkutan dengan seni budaya maupun belajaran yang lain. Kami sangat senang karena bimbingan dari bapak kami bisa lebih banyak mengetahui tentang hal- hal yang lain. Berkat bimbingan bapak, kami bisa lebih mengerti pelajaran ini. Dan bermanfaat bagi kami semua. Kami sebagai siswa bisa berterimakasih.

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Karena judul ini sangat menarik bagi pembaca dan setgiap pembaca bisa senang waktu melihat judulnya duluan. Memang lebih banyak judul- judul yang lainnya menarik dan baik. Tetapi istilah yang lebih menarik bagi saya dan mudah- mudahan bagi pembaca bisa lebih menarik lagi. Dan isi juga membuat kita bisa sudai.

Karena didalam isinya ini ada yang menyangkut tentang sifat seorang mama angsa jadi bagi pembaca mudah- mudahan dikemudian hari sadar dengan segala perbuatan. Terimakasih.

C. TUJUAN

Bila kita semua bisa sadar dan mengerti. Nah, baik kita tidak boleh sombong karena itu adalah belum menjadi milik kita semua itu adalah milik Allah SWT. Yang telah memberikan kita rezeki dan itu kita bisa membagi- bagikan kepada orang yang tidak mampu atau membutuhkannya dan pada suatu saat nanti jika Allah mengambil semuanya maka itu akan musnah mudah- mudahan kita semua bisa menjadi tahu tentang kejadian-kejadian yang masa lampau.

BAB II

ISI

Tiga sepupu itu serentak menghela napas dalam-dalam. Ini tidak mudah.

Sarah-Jane berlutut dan berkata “Priscilla? Dengar, ya, Anak Manis. Bisakah ka katakan pada Sarah- Jane dimana kau menemukan anak angsa ini?”

“Anak angsaku.”

Sarah- Jane mencoba lagi. “kita harus menemukan mama angsa ini, Priscilla.”

Titus menggerutu. “Mama angsa? Oh, yang benar saja.”

Sarah- Jane tersenyum manis. “kayaknya ada yang harus menutup mulut, nih. Nah, Priscilla, kau benar- benar sangant membantu. Pertama- tama kau menemukan angsa ini. Sekarang, bisakah kau membantu kami mencari mama angsa? Ia pasti ada di dekat si anak angsa ini. Ayo, beri tahu kami, dimana kau menemukan angsa ini?”

Mereka bertiga menahan nafas. Dengan satu tangan kecilnya yang montok, Priscilla mendekap anak angsa itu erat- erat. Dan dengan tangan satunya, ia menunjuk tanah di depan sebuah kotak besar terletak di bagian belakang rumah. Kotak itu biasanya dugunakan untuk menyimpan kayu baker pada musim dingin. Seharusnya kotak itu sekarang kosong. Kecuali….

Timothy, Titus, Sarah- Jane bergegas menuju ke kotak itu dan mengangkat tutupnya.

Perburuan angsa liar pun berakhir. Dari dalam kotgak, mereka menemukan si angsa dan anak- anaknya.

Mereka menata angsa dan anak- anaknya itu dalam satu barisan. Mudah dimengerti mengapa Lyiddie sangat malu. Angsa- angsa itu memang lucu, tapi sungguh tampak konyol. Sulit dibayangkan, siapa juga sih, yang mau memajangnya sebagai hiasan di halaman rumahnya?

“AYAM TANTIIIK!” seru Priscilla. Siapa lagi?

Tiga sepupu itu saling berpandangan. Tidak akan mudah menjelaskan hal ini kepada Priscilla.

Timothy berkata, “Ini seekor angsa, Dik. Dan angsa ini ingin pergi jalan- jalan. Ayo, kita taruh angsa beserta anak- anaknya ke dalam kereta.”

‘O-te.”

Titus menunjuk kotak tempat penyimpanan kayu bakar itu.

“kalian tahu apa yang kupikirkan tentang tempat persembunyian itu? Tempat persembunyian yang hebat!”

“Keren,” sahut Timothy setuju.” Karena kalau saja si pencuri tidak menjatuhkan salah satu anak- anak angsa itu, kita tidak akan pernah terpikir untuk mencarinya di sana.”

Sarah- Jane menambahkan, “benar- benar tempat persembunyian yang bagus. Karena si agsa, kan belum ditemukan sampai saat kotak itu diisi dengan kayu baker pada musim dingin!”

“benar,” kata Timothy. “dan justru itulah saatnya untuk menyimpan si angsa dalam garasi atau ruang bawah tanah.”

Ide yang semula hanya samara- samara saja dalam benak Timothy, tiba- tiba sekarang menjadi jelas. Dan ia menceritakan hal itu kepada kedua sepupunya.

Sarah- Jane berkata, “Maksudmu, pencurinya adalah…?! Tapi, orang macam apa tega- teganya mencuri barang neneknya sendiri?”

“Aku tutup kasus ini,” ujar Timothy.

BAB III

KESIMPULAN

Timothy, titus, sarah- jane bergegas menuju ke kotak itu dan mengangkat tutupnya. Perburuan angsa liar akan berakhir. Dari alam ke kotak mereka menemukan siangsa dan anak- anaknya itu didalam satu barisan. Mudah dia mengerti mengapa Lyddie sangat malu. Angsa- angsa itu memang lucu tapi sungguh tampak konyol. Sulit dibayangkan siapa juga sih yang mau memanjangkan sebagai hiasan dihalaman rumahnya.

SARAN- SARAN

Sebenarnya kita sebagai manusia harus saling menyayangi satu sama lain dan tidak bermusuhan karena kita makhluk Tuhan yang selalu sama dimatanya dan tidak pernah dibedakan. Dan pertengkaran itu tidak ada gunanya hanya untuk menghancurkan diri kita sendiri seharusnya kita sadar bahwa sesame warga Negara Indonesia harus selalu sama yaitu Bineka Tunggal Ika walaupun kita berbeda- beda tetapi kita tetap satu dalam mewujudkan kesatuan memang harus perlu kesamaan yang kuat. Karena dari situlah kita memulai untuk jadi kesatuan. Semua perbuatan yang benar dan tidak benar itu hanyalah Allah yang mengetahui semuanya. Yang benar karena tidak terlihat dan sering dimusnahkan orang lain. Dan yang salah sering di puji- puji orang. Jadi semua itu hanya bisa ditentukan Tuhan Yang Maha Esa. Dan seharusnya kita mempertahankan kebenaran supaya kita bisa damai dan sejahtera.

Tidak ada komentar: